Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog: Situs di Lamongan Candi Hindu

Kompas.com - 28/11/2012, 19:05 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com--Tim Arkeolog dari Balai Penelitian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, menyimpulkan situs yang ditemukan di Desa Siser, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur adalah Candi Hindu.

"Untuk sementara kami simpulkan candi di Lamongan dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan masyarakat hindu, yakni memuja Dewa Shiwa, dan merupakan Candi Hindu" kata salah satu anggota tim arkeolog BP3 Trowulan, Wicaksono Adi Nugroho, Selasa.

Dalam penelitian dan penggalian yang dilakukan tim selama lima hari dan berakhir pada 25 November 2012 kemarin, tim juga menemukan bangunan parit dan pagar di sekitar candi.

Nugroho menduga di sekitar candi masih banyak bangunan kuno lainnya, sehingga perlu dilakukan pengembangan dengan melakukan penelitian dan penggalian.

Dalam penggalian itu, tim juga menemukan fakta pondasi struktur candi yang terbuat dari batu kumbung, dan memiliki pondasi atau umpak lain yang berfungsi sebagai atap candi, sehingga dengan fakta itu diperkirakan bangunan candi memiliki atap berbentuk cungkup.

Sebelumnya, Tim Arkeolog dari BP3 Trowulan, Mojokerto, melakukan penelitian dan penggalian penemuan candi di Desa Siser, Kabupaten Lamongan.

Penelitian dilakukan setelah adanya warga yang melapor jika menemukan tumpukan batu di sawah yang mirip candi, dan terletak tidak seberapa jauh dari Sungai Bengawan Solo, Desa Siser.

Ketua Tim Penggalian Situs, Supriyono mengatakan, awalnya warga yang sedang membuat pematang sawah di Desa Siser, atau berjarak satu kilo dari Sungai Bengawan Solo tidak mengetahui jika ada situs candi kuno.

"Saat melihat tumpukan batu warga kemudian menghentikan pembuatan pematang sawah, dan melaporkan ke kami," katanya.

Setelah itu, tim BP3 Trowulan melakukan penggalian, dan ditemukan Situs Candi Hindu yang kini mulai ramai dikunjungi warga dan pelajar yang tertarik ingin mengetahui secara detail keberadaan peninggalan masa lalu itu.

"Saat ini, penggalian sementara dihentikan sebab pemerintah daerah setempat tidak menyediakan dana cukup untuk proyek penggalian situs selanjutnya," kata Supriyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com