Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

120 Jerat Harimau Sumatera Ditemukan Sepanjang 2012

Kompas.com - 20/11/2012, 21:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya 120 jerat harimau ditemukan dan disita petugas dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Jambi. Jumlah itu baru yang diketahui dari satu taman nasional itu saja, belum lagi di berbagai lokasi di Sumatera.

Kepala Seksi Wilayah II Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Dian Rusdianto, mengatakan, pemasangan jerat menjadi ancaman serius tidak hanya bagi populasi harimau Sumatera, namun juga berbagai binatang dilindungi di kawasan TNKS.

"Selain mengamankan jerat harimau melalui operasi rutin. Kami juga berhasil menolong dua ekor harimau dan satu ekor beruang akibat konflik," ujar Rusdianto, ketika dihubungi di Bangko, ibukota Kabupaten Merangin, Selasa (20/11/2012).

Menurut dia, ratusan jerat tersebut dipasang para pencoleng di kawasan TNKS. Hasil dari jerat-jerat itu lalu diperjualbelikan melalui pasar gelap.

"Selama periode 2012 kami juga memproses hukum tiga tersangka pemburu harimau yakni dua orang kepala desa di Merangin dan satu orang warga," jelas dia.

Populasi harimau Sumatera di kawasan TNKS merupakan yang terbanyak dibanding kawasan lain di Indonesia yakni mencapai 165 harimau sumatera berdasarkan data 2011. Oleh karena itu, TNKS ditetapkan sebagai kawasan paling penting pada pelestarian harimau sumatera di Indonesia.

Ancaman bukan hanya dari perburuan maupun pemasangan jerat, keberadaan TNKS seluas kurang lebih 1,4 juta Hektare juga terancam alih fungsi lahan, baik perambahan maupun kegiatan korporasi. Banyak perusahaan besar kelapa sawit menganeksasi lahan-lahan itu untuk kepentingan bisnis mereka.

"Ada beberapa kasus konflik harimau maupun beruang dengan manusia bisa jadi akibat ekosistem yang rusak ini," katanya.

Untuk menjaga agar ekosistem harimau sumatera tetap terjaga, balai TNKS dan PHS melakukan beberapa program khusus. Pada program tersebut tidak hanya menyangkut pelestarian harimau sumatera, namun juga upaya menjaga keberadaan mangsa harimau sumatera tetap terjaga.

"Sebenarnya yang penting dijaga adalah mangsa itu sendiri, karena harimau bisa berkembang biak pada kondisi apapun asal mangsa tetap ada dan terjaga. Hal ini berbeda dengan kondisi badak sumatera di TNKS yang dinyatakan tidak ada sejak 2004. Badak sumatera betul-betul membutuhkan ekosistem alami untuk berkembang biak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com