Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2012, 16:11 WIB

TANYA :

Saya penyuka sesama jenis, saya tahu ini bertentangan dengan norma-norma agama, tetapi saya tidak bisa menahan rasa ketertarikan saya kepada pria. Saya ingin bisa mempunyai orang yang bisa saya cintai, tapi kembali lagi dalam agama hal ini sangatlah dilarang dan dianggap tabu bagi pria untuk menyukai pria. Saya sangat bingung dan takut kalau nantinya saya tidak akan bisa bahagia jika saya mengikuti norma-norma agama dan tidak bisa mencintai seseorang. Jika saya memilih untuk mengikuti orientasi saya, saya pasti akan menerima banyak cemoohan keluarga dan orang lain dan perasaan bersalah karena melanggar norma agama. Adakah harapan bagi saya?

(Tobias, 17, Jakarta)

JAWAB :

Tobias yang baik,

Menjadi manusia dengan segala pikiran, perasaan dan perilakunya adalah suatu keunikan yang membedakan kita dari makhluk lain. Selain itu kita juga dalam bermasyarakat mempunyai nilai dan norma yang mengikat kita secara sosial. Kalau melihat dari segi kedokteran jiwa, orientasi atau preferensi seksual seseorang adalah suatu kondisi yang melekat pada dirinya sejak lahir.

Orientasi seksual sesama jenis bukan selalu diakibatkan oleh adanya faktor sosial lingkungan seperti yang selama ini dipercaya, kondisi itu bisa terjadi karena berbagai macam faktor dan faktor bawaan genetik adalah salah satu yang bertanggung jawab. Kehidupan sebagai manusia ada konsekuensi dari setiap pilihan kita.

Kita tidak bisa melakukan semua semau kita tanpa memperdulikan adanya nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Buat saya apapun pilihannya, Tobias harus memahami segala macam konsekuensinya. Sepertinya memang "lebih aman" jika berusaha menutupi kondisi Tobias tetapi di lain pihak hal itu kemungkinan besar akan membuat Tobias tidak nyaman. Pilihan ada di tangan Tobias.

Salam Sehat Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com