Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2012, 19:40 WIB

KOMPAS.com - Kesiapan dokter dan praktisi kesehatan di Indonesia dalam menghadapi diberlakukannya pasar bebas 2015 perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang memihak kepada tenaga kesehatan dalam negeri.

Hal tersebut mengemuka dalam diskusi yang diadakan oleh Pengurus Besar Persatuan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PB PABDI) bertajuk "Siapkah Dokter Indonesia Menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015" di Jakarta, Selasa (12/11/12).

"Sebenarnya kita belum 100 persen siap, tetapi memang harus disiapkan," kata Dr.Pranawa Sp.PD, pengurus PABDI bidang organisasi.

Ia menjelaskan, dalam pasar bebas perubahan pelayanan kesehatan secara fundamental yang diserahkan kepada pasar akan membuat pelayanan kesehatan menjadi bisnis.

"Dalam menghadapi serbuan pemodal asing yang harus diperhatikan adalah standar, apakah dokter kita sudah memiliki standar yang sama," katanya.

Menurut Prof.Zubairi Djoerban Sp.PD, pasar bebas bisa jadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing dokter dan rumah sakit, tetapi pemerintah seharusnya mendahulukan kepentingan pasien. Selain regulasi yang jelas dari pemerintah, konsil kedokteran Indonesia juga perlu menyiapkan aturan-aturan.

"Di Amerika Serikat, menurut NAFTA dokter dari Kanada dan Meksiko bisa masuk sana tetapi hanya untuk kepentingan riset dan mengajar. Mereka tidak boleh melayani pasien. Sementara kita belum punya aturan," papar Zubairi.

Pemerintah juga perlu menjaga supaya jangan sampai ada layanan kesehatan asing yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang jelas. "Tenaga kesehatannya juga harus bisa berkomunikasi dengan pasien", katanya.

Sementara itu dr.Wisnu Pradana, Sp.PD, humas PABDI, menilai tujuan utama dari masuknya modal asing ke Indonesia adalah mencari profit. "Mereka sudah ditawarkan untuk membuka rumah sakit di daerah Indonesia Timur tetapi yang diincar kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar," katanya.

Ia menambahkan, dokter dan rumah sakit di daerah mungkin akan sulit bersaing menghadapi pasar bebas. "Walau SDM dokternya baik tetapi fasilitas rumah sakit di daerah masih rendah,"katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com