Dulu, Diet Manusia Lebih Mirip Sapi

Kompas.com - 13/11/2012, 18:53 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

OXFORD, KOMPAS.com — Seperti apa manusia pada masa lalu? Penelitian terbaru mengungkapkan, dari sisi makanannya, manusia ternyata lebih mirip sapi daripada simpanse.

Arkeolog meneliti manusia purba jenis Australopithecus bahrelghazali. Manusia ini hidup di padang rumput Afrika pada masa 3,5 juta tahun lalu.

Manusia purba tersebut punya ciri yang khas. Rahang manusia itu maju dan otaknya berukuran sepertiga otak manusia saat ini. Bertinggi sekitar 1,5 meter, manusia ini sudah berjalan tegak tetapi diperkirakan belum dapat membuat peralatan.

Dalam riset, arkeolog menganalisis fosil gigi A bahrelghazali dengan laser. Lapisan enamel diteliti untuk mengungkap jenis makanan yang menjadi diet spesies tersebut.

Julia Lee-Thorp, arkeolog dari Oxford University, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan, "Data kami menunjukkan bahwa pada 3,5 juta tahun lalu, A bahrelghazali terbiasa mengeksploitasi tanaman C4."

Tanaman C4 secara sederhana adalah jenis tanaman yang tidak menangkap CO2 secara langsung. Hasil analisis Lee-Thorp menguak bahwa jenis tanaman yang dimakan A bahrelghazali adalah rumput dan alang-alang. Arkeolog mengatakan bahwa dari dietnya, manusia dahulu lebih mirip sapi.

Dikutip Daily Mail, Senin (12/11/2012), Lee-Thorp menjelaskan, "Hasil riset ini menjelaskan bahwa bahrelghazali adalah makhluk yang oportunis dalam mencari makanan dengan memanfaatkan sumber daya lokal termasuk savana, tak seperti simpanse."

Selain jenis yang diteliti kali ini, ilmuwan sebelumnya menemukan bahwa Paranthropus boisei juga mengonsumsi rumput dan alang-alang untuk hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau