Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya Sorgum Agar Libatkan Petani Kecil

Kompas.com - 07/11/2012, 13:17 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Sorgum adalah jenis tanaman pangan yang sejak lama akrab dengan petani pedesaan di Nusa Tenggara Timur (NTT) meski belakangan terkesan langka akibat gusuran gengsi beras. Namun, jika pemerintah berniat serius membudidayakannya kembali, pelaksanaannya harus langsung melibatkan para petani akar rumput, termasuk kaum perempuannya untuk usaha sekala kecil.

Hal itu diutarakan pegiat sekaligus pelestari pangan lokal NTT, Maria Loretha, Rabu (7/11/2012) siang. Ia diminta komentarnya terkait pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan ketika berkunjung di Desa Prambon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (4/11/2012). Saat itu Dahlan mengungkapkan jajarannya berniat mengembangkan sorgum secara nasional tahun 2013. Dengan target areal tanam awalnya 15.000 hektar, sorgum akan dibudidayakan di sejumlah daerah, termasuk di Sumba, NTT.

Maria mengatakan, program itu menarik terkait upaya diversikasi pangan masyarakat agar mengurangi ketergantungan pada beras. Namun, ia berharap program itu jauh dari orientasi proyek. Dengan demikian, tidak terulang seperti pelaksanaan sejumlah program di NTT yang hanya gencar retorikanya, tetapi macet implementasinya.

"Khusus di NTT, ada sejumlah contoh proyek yang hanya gencar retorikanya, di antaranya pengembangan singkong aldira di Manggarai Barat atau program pengambangan jarak dan jagung hibrida di NTT," ungkap peraih penghargaan dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) bentukan tokoh nasional Emil Salim tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com