Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Sepotong Kayu Batik

Kompas.com - 25/10/2012, 01:19 WIB

Oleh Joko Widodo

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa.

Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Surakarta dan Yogyakarta.

Jadi, batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya.

Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX.

Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar 1920.

Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dahulu.

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya.

Karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar keraton,kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat, selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.

Batik yang tadinya hanya pakaian keluarga keraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan, kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sementara itu, bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri atas tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri, antara lain, pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Berkembang

Batik dalam perkembangannya sekarang ini tidak hanya dilakukan dengan media kain yang biasa digunakan sebagai busana, baik untuk laki-laki maupun perempuan atau hiasan, tetapi sekarang ini batik juga bisa menggunakan media kayu dan bambu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com