Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libatkan Penyandang Cacat dalam Pengurangan Risiko Bencana

Kompas.com - 22/10/2012, 22:26 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Nuning Suryatiningsih dari Pusat Pengembangan Kegiatan Berkualitas dalam Kehidupan Penyandang Cacat (CIQAL) menyerukan agar penyandang cacat juga dilibatkan dalam program pengurangan risiko bencana.

"Masyarakat kadang memandang kita ini hanya korban. Pandangan seperti itu yang harus kita balik. Dalam penyelamatan saat bencana, kita bisa menjadi pelaku yang membantu orang lain menyelamatkan kita," papar Nuning kepada Kompas.com di Yogyakarta, Senin (22/10/2012).

Nuning berkaca pada pengalamannya sebagai pihak yang memiliki keterbatasan fisik saat menghadapi bencana tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu, ia bisa berperan menentukan langkah bagaimana pihak lain bisa menyelamatkan dirinya.

Pelibatan penyandang cacat dalam program pengurangan risiko bencana saat ini masih menghadapi tantangan. Salah satunya bisa dilihat dari pengalaman bencana Merapi pada tahun 2010 lalu.

"Kita masih dinomorsekiankan. Salah satu faktornya karena dari sisi keluarga sendiri belum open. Kemarin saat ada bencana Merapi, kita juga menemukan para penderita cacat baru yang sebelumnya tidak terdata," jelasng Nuning.

Salah satu sesi diskusi dalam Konferensi Tingkat Kementerian Asia-Pasifik tentang Pengurangan Risiko Bencana (AMCDRR) ke-5 yang diadakan di Jogja Expo Center, Yogyakarta, hari ini menyusun rekomendasi pelibatan penyandang cacat dalam upaya pengurangan risiko bencana. Diperlukan kebebasan tanpa batasan bagi penyandang cacat untuk berperan.

Menurut Nuning, berdasarkan pengalaman, penyandang cacat bisa memberikan sumbangsih berharga berupa panduan penyelamatan.

"Saat ini kita sudah menyusun panduan menyelamatkan penyandang cacat. Jadi di sini kita bisa menjadi narasumber. Jangan menganggap kita hanya sebagai orang yang bermasalah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com