Oleh Winarto Herusansono
AIR panas alami Guci, sebagai daerah wisata di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah, terletak pada ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Selama ini, wisatawan yang berkunjung ke Guci tertarik pada dua hal, yakni air panas alami serta suasana alamnya yang sejuk dengan udara dingin.
Kawasan wisata seluas 125 hektar ini, yang lokasinya mirip sendok, berada di sebuah jalan buntu di Kampung Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, atau sekitar 47 kilometer dari Kota Tegal. Obyek wisata ini memiliki air terjun dan sumber mata air panas yang mengalir deras di beberapa anak sungai.
”Ibarat hikayat surga selalu mengalir sungai di bawahnya. Rasanya Guci ini seperti secuil surga yang terlempar ke bumi,” kata Ny Ikmah, warga Tegal yang selalu menyempatkan berwisata ke Guci setiap Idul Fitri.
Air beberapa sungai dan anak sungai di Guci memang jernih. Sebuah keistimewaan, airnya panas alami. Kondisi ini jadi andalan. Lazimnya air panas bumi mengandung belerang. Namun, air panas di Guci justru bersih. Air panas itu terasa kontras dipadukan dengan suhu rata-rata udara di kawasan itu yang selalu kurang dari 20 derajat celsius.
Air panas itu mengalir dari sumber air, antara lain yang dinamai Jedor, Sigedong, Pengantian, Kembar, Capit Urang, Sengang, Konyal, Kesepuhan, Pengasihan, dan Teyeng. Sumber air atau tuk itu terpelihara sehingga meski kemarau, airnya masih mengalir jernih.
Dari sejumlah lokasi pemandian air panas, terdapat lokasi favorit wisatawan, yaitu kolam alami pancuran 13, pancuran 7, dan pancuran 5. Lokasi ketiga pancuran ini berdekatan di bawah Air Terjun Sigedong dan Kembar.
”Keluarga kami lebih suka mandi di pancuran yang alamnya terbuka. Anak-anak paling suka mandi seolah di sungai, airnya mengalir deras. Mereka puas bermain air tanpa takut kedinginan,” kata Kuncoro, warga Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, yang beberapa saat lalu ditemui tengah berwisata bersama keluarga di Guci.
Walau dini hari, Kuncoro tak ragu mengajak dua anaknya, Hanif dan Nurul, mandi di kolam pancuran 13. Banyak wisatawan lain juga melakukan hal yang sama. Jarak kolam pancuran dengan hotel tempat wisatawan menginap itu hanya sekitar 500 meter. Seiring kabut turun, air panas di kolam itu langsung menghangatkan badan.
Wisatawan yang ingin privasi dapat mandi di pemandian kamar tertutup, dengan membayar Rp 5.000 untuk durasi 30 menit. ”Pengunjung yang mandi di kamar tertutup diseleksi. Mereka yang menderita asma dan sakit jantung dilarang,” jelas Karno, pegawai di Kompleks Wisata Guci.
Berkah dari Kendi Sunan
Air panas di Guci memberikan berkah bagi warga sekitar dan juga Pemerintah Kabupaten Tegal. Dalam setahun, obyek wisata ini memberikan pendapatan daerah sekitar Rp 2 miliar. Hasil ini dari kunjungan sekitar 22.000 wisatawan per bulan.
Seiring wisata Guci yang ramai, tentu juga mendorong ekonomi warga setempat. Misalnya, usaha Ny Ika dengan mengelola pondok wisata, rumah yang disewakan setelah mendapat izin usaha dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Guci, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal. Pondokan disewakan Rp 400.000 per malam. Pada akhir pekan, tarif pondokan itu naik 30 persen.
Air panas di Guci diyakini wisatawan amat baik untuk terapi menghilangkan nyeri atau penyakit kulit. ”Dari cerita turun-temurun, khasiat air panas Guci ini tiada lain berkah dari doa Sunan Gunungjati,” kata Zaenal, warga setempat.
Lokasi ini semula bernama Kampung Keputihan atau tempat belum terjamah. Suatu ketika, di kampung ini terjadi paceklik, bencana. Berbagai penyakit menyerang warganya. Tanaman pun diserbu hama. Datanglah Syekh Elang Sutajaya, utusan Sunan Gunungjati dari Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat.
Syekh Elang tiba di Keputihan sambil membawa air yang sudah didoai oleh Sunan Gunungjati dalam gentong kecil (guci). Alhasil, bencana itu berlalu. Warga pun memohon agar Sunan Gunungjati memberi doa sehingga air panas yang mengalir di sungai di kampung bisa sebagai obat penyembuh penyakit. Sejak saat itu, Kampung Keputihan berganti nama menjadi Kampung Guci.
Guci peninggalan Syekh Elang kini di Museum Nasional, Jakarta. Guci itu dipindah penyimpanannya semasa pemerintahan Bupati Brebes Raden Cakraningrat.
Jalanan satu arah
Untuk mencapai kawasan pemandian air panas alami Guci, wisatawan bisa memakai bus umum dari Semarang atau Cirebon, dan turun di Kota Tegal. Dari Tegal lalu naik angkutan minibus menuju Desa Tuwel, dengan perjalanan sekitar satu jam. Dari Desa Tuwel lalu naik ojek atau angkutan bak terbuka menuju Guci. Tarif sewa ojek dari Tuwel ke Guci Rp 30.000 per orang. Biaya sewa mobil bak terbuka Rp 10.000 per orang.
Untuk wisatawan yang mengendarai sepeda motor atau mobil pribadi, tentu saja lebih mudah. Lokasi wisata ini bisa diakses dari Kota Tegal, Purwokerto, atau Purbalingga di Jateng.
Namun, Kepala UPTD Guci, Sutanto Karno, mengakui, sarana jalan masih jadi kendala untuk pengembangan obyek wisata itu. Selama ini, jalan bagi wisatawan yang akan masuk ataupun keluar dari Guci masih satu jalur.
Pemkab Tegal akan membuat jalan lingkar, yang memisahkan arus lalu lintas masuk ke Guci dengan yang akan meninggalkan obyek wisata itu. Bila jalan lingkar itu terwujud, tentu kenyamanan ini akan mendongkrak jumlah pengunjung ke pemandian air panas alami Guci.
Walaupun demikian, pengelola wisata air panas alami Guci tetap terus mengembangkan fasilitas rekreasi di kawasan itu sehingga wisatawan tak melulu hanya menikmati air panas. Dengan penambahan fasilitas itu, diharapkan wisatawan bisa lebih lama tinggal di Guci.
Fasilitas wisata yang banyak diminati anak-anak adalah naik kuda. Kini, ada 43 ekor kuda terlatih yang siap mengantar wisatawan menikmati lingkungan Guci. Supaya kegiatan naik kuda tidak mengganggu wisatawan lain, dibangun pula rute kuda. Tarif naik kuda untuk jarak dekat Rp 10.000 per orang. Untuk jarak jauh, berkeliling di kawasan Guci sekitar Rp 50.000.
Dengan beragam tambahan fasilitas, Guci diharapkan benar-benar seperti secuil surga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.