SIDOARJO, KOMPAS
Peninggalan di Desa Terung Wetan ini berupa struktur batuan menyerupai altar berbentuk huruf J, artefak berupa potongan gerabah dan keramik, batu seperti pemberat kapal laut, serta tumpukan batu bata kuno menyerupai pagar benteng.
”Dari ukuran bata hampir sama dengan di Trowulan,” kata Ahmad Hariri, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto, di lokasi situs, Senin (15/10). BPCB Mojokerto dulu bernama Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan.
Peninggalan paling mencolok pada situs itu adalah struktur batuan berbentuk huruf J berukuran 10,6 meter dan 5,9 meter untuk dua sisi terpanjang. Tingginya 0,85 sentimeter. Belum dapat dipastikan struktur itu dulu candi atau bangunan lain.
Jamiat Rukmono Adi, petugas Pengamanan dan Penyelamatan BPCB Mojokerto mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan polisi untuk pengamanan situs. Belum dapat dipastikan adanya ekskavasi lanjutan.
Temuan itu menindaklanjuti temuan seniman Jansen Jasien dan warga Terung, April lalu. Jansen meneliti jejak peninggalan Majapahit di Terung untuk penyelesaian karya seni tentang legenda Terung. Selama tiga bulan, Jansen dan warga menggali 2 meter sebelum menemukan struktur batuan berbentuk huruf J itu secara utuh.
Pasca-penemuan, warga dari desa lain kerap mengunjungi situs tersebut.