Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mangrove Selamatkan Demak dari Abrasi

Kompas.com - 11/10/2012, 16:38 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Kerusakan lingkungan akibat abrasi dan rob yang terjadi di pantai utara Demak selama bertahun-tahun, menyisakan duka bagi masyarakat, terutama yang tinggal di pesisir pantai.

Selain rusaknya ekosistem laut, abrasi dan rob menyebakan hilangnya tambak, kerusakan sejumlah infrastrukstur seperti rumah, sekolah, jalan dan fasilitas publik lainnya.

Secara ekonomi kerusakan infrastruktur publik mengakibatkan pendapatan masyarakat setempat menghilang, terutama mereka yang menggantungkan hidupnya dari hasil budidaya tambak maupun perikanan tangkap.

Berbagai upaya dilakukan agar abrasa dan rob tidak semakin parah, salah satunya melalui program Mangrove For The Future (MFF) yang digagas Kementeran Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bekerjasama dengan badan PBB International Union for Conservation of Nature and Natural Resources ( IUCN).

Direktur Pesisir dan Kelautan Eko Rusdianto Kamis (11/10/2012) mengatakan, MFF bertujuan untuk merehabilitasi kawasan pesisir yang rusak akibat abrasi dan rob melalui penanaman mangrove, agar menjadi pulih kembali dengan pengelolaan lingkungan yang berbasis masyarakat.

Sebanyak 200 ribu batang mangrove pada tahun 2012 ini ditanam di wilayah kecamatan Sayung yang merupakan wilayah terparah dilanda abrasi dan rob. Terutama di Desa Timbulsloko, Bedono, Sriwulan dan Surodadi.

"Kawasan pesisir yang dilanda abrasi dan rob perlu dibantu, untuk penyelamatan lingkungan agar kerusakan lingkungan yang ditimbulkan tidak semakin parah," terang Eko Rusdianto.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Demak Ahmad Nur Wahyudi menyampaikan, wilayah yang terkena abrasi dan rob telah ditanami mangrove dengan luas lahan mencapai 6.000 hektar. Sebanyak 650 hektar di antaranya rusak tergerus abrasi dan rob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com