Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2012, 20:44 WIB
|
Editoryunan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan sel punca untuk penyembuhan penyakit marak di dunia. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) akan turut serta mengembangkan sel punca untuk tujuan tersebut.

"Perlatannya sudah saya siapkan, tapi sumber dayanya sedang belajar sekarang ini. Saat sudah pulang nanti, kita akan segera kembangkan," kata Basril Abbas, Kepala Bank Jaringan BATAN di Jakarta, Selasa (9/10/2012).

Basril menjelaskan, sel punca yang dikembangkan BATAN akan bersumber dari kantung amnion. Kantung amnion adalah kantung yang membungkus cairan ketuban pada embrio manusia. Saat bayi dilahirkan, kantung ini biasanya melekat pada plasenta.

"Kita kembangkan dari kantung amnion karena sebenarnya sayang. Kantung amnion banyak sel puncanya tetapi dibuang," papar Basril yang ditemui di sela seminar dan pameran Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN.

Sel punca yang dikembangkan nantinya akan melengkapi teknologi yang telah dirintis BATAN saat ini. Diantara teknologi tersebut adalah tulang steril hasil iradiasi yang bermanfaat untuk mengatasi masalah gigi goyang hingga pembuatan mata palsu yang tampak natural.

"Sel puncanya akan digunakan untuk tissue engineering. Bahan sintetik yang kita buat nanti akan kita tambahkan sel punca sehingga lebih bagus lagi. Sel punca akan membentuk jaringan yang akan menyempurnakan bahan itu," papar Basril.

Rencananya, sel punca tersebut akan dikembangkan mulai 2014. Sejak 1987, BATAN telah memprakarsai berdirinya Bank Jaringan. Dengan rencana pengembangan sel punca, BATAN masuk ke pengembangan Rekayasa Jaringan.

Pengembangan sel punca memang tidak melibatkan proses iradiasi. Namun, pengembangan tulang steril memanfaatkan iradiasi untuk sterilisasi. Pengembangan tulang steril itu adalah salah satu manfaat tenaga nuklir yang selama ini hanya identik dengan PLTN.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+