Partikel Tuhan dan Perdebatan Peraih Nobel Fisika

Kompas.com - 08/10/2012, 20:06 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Pengumuman peraih nobel akan dilakukan minggu ini. Dalam bidang fisika, riset apa yang mencuri hati dewan juri nobel? Lalu, siapa pula peneliti yang akan mendapatkannya?

Salah satu riset yang diunggulkan adalah penemuan partikel mirip Higgs Boson atau Partikel Tuhan. Penemuan partikel itu diumumkan pada 4 Juli 2012, membuat geger kalangan ilmuwan maupun awam seolah-olah partikel Higgs memang sudah ditemukan.

Penemuan itu sebenarnya adalah bagian dari eksperimen Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) dalam mencari eksistensi partikel Higgs. Partikel Higgs dideskripsikan secara teori oleh fisikawan Inggris, Peter Higgs. Partikel Higgs memberikan massa. Semesta takkan eksis tanpa partikel ini.

"Ini adalah versi fisika dari penemuan DNA," kata Peter Knight, presiden Institut Fisika Inggris, seperti dikutip AFP, Minggu (7/10/2012).

"Ini adalah penemuan besar, hanya itu yang bisa saya katakan sekarang," kata Lars Brink, anggota komite penghargaan Nobel Fisika.

Beberapa kalangan ilmuwan mengingatkan, partikel Higgs yang sebenarnya belum ditemukan. Saat penemuan diumumkan di Jenewa, ilmuwan mengatakan bahwa eksistensi partikel itu masih perlu dikonfirmasi lagi.

Memang, eksperimen terakhir oleh ATLAS di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) menunjukkan signifikansi 5,9 Sigma. Namun demikian, hal tersebut belum mampu menjadi bukti bahwa partikel Higgs memang ada.

Jadi, apakah penemuan partikel mirip partikel Higgs itu memang berhak mendapatkan Nobel Fisika? Hal itu masih perdebatan.

Jika pun ternyata riset tersebut bisa mencuri hati para juri, bukan berarti perdebatan berakhir. Siapa yang berhak mendapatkan nobel? Peter Higgs sendiri mengakui bahwa konsep tentang partikel Higgs adalah hasil sumbangsih setidaknya 6 peneliti.

Lahirnya konsep partikel Higgs adalah sumbangsih dari ilmuwan Belgia, Robert Brout, yang meninggal tahun lalu dan Francois Englert. Selain itu juga Higgs sendiri serta tiga peneliti Amerika Serikat, Dick Hagen, Gerry Guralnik, dan Briton Tom Kibble.

Proses hingga pengumuman pada 4 Juli 2012 lalu memakan waktu penelitian cukup lama. Dalam proses penelitian, ribuan ilmuwan bekerjasama membuktikan eksistensi partikel Higgs lewat eksperimen ATLAS dan CMS di CERN.

Nah, siapa yang akan mendapatkan penghargaan? Apakah mereka yang mengkonsepkan atau mereka yang menemukan? Atau, keduanya?

Penghargaan nobel boleh diberikan kepada satu tim dengan maksimum tiga nama, termasuk organisasi. Meski demikian, penghargaan tidak bisa diberikan kepada orang yang sudah meninggal dunia.

John Ellis, profesor fisika teoretis dari King's College di London mengatakan bahwa penghargaan pada akhirnya akn jatuh pada Higgs, tapi bukan tahun ini, sebab eksistensi partikel Higgs sendiri belum bisa dibuktikan.

Etienne Klein, fisikawan di Atomic Energy Commission (CEA) di Perancis meminta penghargaan diberikan kepada Higgs, Euglert dan CERN. Tapi, ada satu masalah, penghargaan nobel fisika tak biasanya diberikan ke organisasi.

Sekian perdebatan tersebut mungkin akan berakhir Selasa (9/10/2012). Penghargaan Nobel Fisika akan diserahkan besok.

Hari ini, panitia nobel telah mengumumkan bahwa Briton John Gurdon dari Inggris dan Shinya Yamanaka asal Jepang mendapatkan nobel kedokteran. Keduanya berperan dalam pemrograman ulang sel, mengubah sel dewasa menjadi sel punca yang memiliki totipotensi.

Penghargaan nobel diprakarsai oleh Alfred Nobel, penemu dinamit. Pengumuman pemenang nobel memang akan dilakukan minggu ini, namun pemberian penghargaan akan diberikan pada 10 Desember, bertepatan dengan hari kematian Alfred Nobel pada 10 Desember 1896.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Terpopuler

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau