Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, "Spesies" Awan Baru

Kompas.com - 24/09/2012, 16:04 WIB
Anmaria Redi Pinta Dasyanti

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Kalangan amatir pengamat langit menemukan "spesies" awan baru. Awan itu kali pertama terlihat di Cedar Rapids, Iowa, Amerika Serikat, pada 2006. Selanjutnya, awan juga terlihat di Perancis, Norwegia, dan beberapa wilayah lain.

Organisasi Cloud Appreciation Society (CAS) yang berbasis di Inggris menamai awan tersebut Undulatus asperatus. CAS tengah mengajukan agar awan itu diakui kebaruannya oleh World Meteorological Organisation di Geneva dan dimasukkan dalam International Cloud Atlas.

Dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan resmi, CAS telah mengumpulkan banyak gambar awan tersebut serta melakukan penelitian yang kebanyakan dilakukan di Reading University.

Graeme Anderson, meteorolog dari Reading University, mengungkapkan bahwa Undulatus asperatus mirip dengan awan Mammatus. Perbedaannya adalah, Undulatus asperatus lebih bergelombang. 

Gavin Pretor-Pinney, pendiri CAS, mengungkapkan bahwa Undulatus asperatus memang jenis awan baru. Ia menyatakan beberapa hasil penelitiannya di Royal Meteorological Society.

Pretor-Pinney seperti dikutip Daily Mail, Minggu (23/9/2012), mengatakan, "Awan ini lebih hangat, lembab, dan lebih dingin di bagian atas, udara yang lebih kering di bagian bawah dengan batasan yang jelas di antara keduanya."

Saat ini, pendukung CAS tengah berharap-harap cemas, menunggu apakah Undulatus asperatus memang bisa diklasifikasikan sebagai awan baru. Studi pada awan tersebut terus dilakukan.

Jika awan itu dinyatakan sebagai jenis baru, maka CAS membuat prestasi penting. Undulatus asperatus akan menjadi jenis awan baru pertama yang ditemukan sejak Cirrus intortus pada tahun 1951.

"Mengamati awan adalah hal penting untuk mendokumentasikan efek pemanasan global di langit. Awan dapat memberikan jawaban tentang suhu dan perubahan iklim di tahun-tahun mendatang," kata Pretor-Pinney.

Saat ini, semakin banyak orang tertarik mengamati awan. Sebagai gambaran, anggota CAS sudah berjumlah 30.903 orang. Tahun depan, CAS akan meluncurkan aplikasi pengamatan awan yang memungkinkan pengguna berbagi potret dan lokasi terjadinya awan. Unggahan pengguna dapat digunakan untuk kegiatan penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com