Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diteliti, Dampak Iklim pada Danau Purba

Kompas.com - 29/08/2012, 06:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Pengaruh perubahan iklim pada dana purba Malili perlu dikonfirmasi lewat pengeboran. Data sementara, Danau Malili sensitif terhadap perubahan iklim.

Ekosistem Danau Malili—berusia sekitar 700.000 tahun—menunjukkan sejumlah karakteristik sebagai danau purba yang di dalamnya terdapat kelompok-kelompok organisme endemik. ”Untuk daerah tropis seperti Indonesia, danau purba lebih sensitif terhadap perubahan iklim. Namun, masih harus dibuktikan dengan pengeboran,” ujar ahli paleoklimatologi James Russell di Bogor, Selasa (28/8).

Pengeboran akan memperoleh data jejak-jejak kehidupan yang tertinggal dalam lapisan endapan danau (lakustrin).

Pada paparannya di simposium Speciation in Ancient Lakes 6 ”Classic Concepts and New Approaches”, Russell menegaskan alasan penelitian di Danau Towuti, salah satu danau dalam sistem Danau Malili di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Dalam sejumlah penelitian biologi dan biogeografi di Danau Malili, antara lain, ditemukan biota endemik. Penelitian Thomas von Rintelen menyebutkan, ditemukan beberapa spesies udang, yang lebih dari 20 persennya endemik, keong (75 persen endemik), dan ikan (60 persen).

Ia membandingkan periode glasial (zaman es) dalam rentang sekitar 230.000 tahun dengan periode perubahan iklim dalam rentang waktu sekitar 20.000 tahun. Menurut dia, danau di daerah tropis, terutama Indonesia, tak pernah mengalami pengeringan total seperti di belahan bumi utara pada era glasial.

”Namun, danau di Indonesia mengalami penurunan muka air akibat iklim. Misalkan tahun 2007, di mana terjadi El Nino, sehingga kekeringan panjang. Menarik mengetahui bagaimana naik turunnya permukaan air danau terhadap evolusi biota dan endemisitasnya,” ujarnya.

Hipotesis itu akan dikonfirmasi Russell dan timnya yang beranggota sekitar 30 peneliti asing dari sejumlah disiplin ilmu. Penelitian direncanakan tahun 2014. ”Penelitian dengan pengeboran itu untuk menjawab pertanyaan biokimia, ekologi purba, dan iklim purba,” katanya.

Sementara itu, Von Rintelen memaparkan penelitian di Danau Poso dan Danau Malili, keduanya di Sulawesi. Hasilnya, sebaran terbanyak udang air tawar terdapat di kedua danau itu.

Sebanyak 21 spesies dikenali, sedangkan dua jenis lagi belum dikenali. Danau Poso merupakan danau tunggal, sedangkan Danau Malili merupakan kompleks danau dengan lima danau, yaitu Danau Towuti, Danau Matano, Danau Mahalona, Danau Lontoa, dan Danau Masapi yang saling terhubung dengan sungai.  (ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com