BANDUNG, KOMPAS.com - Penemu teknologi pembasmi kanker dan CEO dari Edwar Technology, Warsito Purwo Taruno, mengatakan kesetaraan antara ilmuwan dan kapital penting untuk membantu mengkomersialkan inovasi.
Warsito mengungkapkannya di ajang Triple Helix Conference yang diadakan di Bandung, Kamis (9/8/2012). Konferensi ini pertama kalinya diadakan di Indonesia dan dihadiri oleh beragam kalangan dari 23 negara.
Warsito menjelaskan, salah satu faktor yang menghambat komersialisasi inovasi di Indonesia adalah kurangnya penghargaan pada kerja ilmuwan dan hak atas kekayaan intelektual. "Intellectual Property Rights tidak dihargai. Kita selama ini lebih cenderung kepada kapital," kata Warsito.
Kurangnya penghargaan pada ilmuwan terlihat dari beberapa contoh, misalnya pembagian keuntungan. Pengalaman Warsito, dalam platform funding yang diterimanya, pemberi dana mendapatkan 70 persen sementara ilmuwan hanya 30 persen. "Kalau seperti itu, lebih baik saya ilmuwan mengembangkan sendiri. Peneliti ini harus setara," papar doktor lulusan Universitas Shizuoka ini.
Untuk membangun penghargaan terhadap peneliti dan membangun ekosistem untuk membantu komersialisasi, peran pemerintah lewat kebijakannya penting. Menurut Warsito, tanpa kesetaraan, peneliti tidak akan punya free mind. "Seorang peneliti yang benar-benar bisa melakukan suatu invensi yang breakthrough perlu daya imajinasi yang tak tervbatas dan tak terbatasi oleh yang lain," papar Warsito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.