Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Paus Sperma Sulit Ditenggelamkan

Kompas.com - 01/08/2012, 18:32 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bangkai paus sperma yang direncanakan akan ditenggelamkan di wilayah perairan Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, belum berhasil dilakukan. 

Kepala Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu, Liliek Litasari mengatakan, beban yang digunakan untuk menenggelamkan bangkai paus itu masih kurang.

"Padahal kami sudah menaruh pemberat 3 ton atau dua kali lipat berat bangkai paus," katanya, Rabu (1/8/2012).

Liliek menjelaskan, pihaknya akan menambah pemberat dengan menggunakan pasir-pasir yang berasal dari pulau-pulau terdekat untuk bisa menenggelamkan bangkai mamalia raksasa laut itu.

Menurut Liliek, sejak tadi pagi, upaya penenggelaman dilakykan tadipagi dengan 3 ton pemberat yang terdiri dari 50 karung pasir dan 5 kotak beton.

Proses penenggelaman dinilai mesti dipercepat lantaran bangkai paus sudah mulai mengeluarkan minyak berbau busuk. Karena itu, harus dipertimbangkan juga dampak lingkungan yang akan ditimbulkan.

"Pilihan ditenggelamkan agar nantinya tidak membawa dampak buruk terhadap lingkungan sekitar," tutur Liliek.

Penenggelaman juga dipilih supaya kerangka paus bisa tetap utuh dan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan. Selain itu, penenggelaman paus juga mendukung biota laut.

"Apabila mendapatkan kedalaman yang tepat, bangkai paus tidak akan mencemari lingkungan karena terurai dan dimangsa biota lain. Kami harus memastikan bangkai paus tenggelam," tutur Liliek.

Seperti yang diketahui, seekor bayi paus sperma terdampar di pantai Pakis Jaya, Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (25/7/2012). Kemudian paus tersebut dievakuasi untuk dikembalikan ke laut dan berhasil. Tetapi, paus itu ditemukan kembali di Muara Gembong, Bekasi dalam kondisi mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com