Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Terdampar, Kementerian Kehutanan Diminta Bertindak

Kompas.com - 30/07/2012, 14:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis lingkungan meminta Kementerian Kehutanan bertindak untuk menyelamatkan bangkai seekor paus sperma yang ditemukan mati di Muara Gembong, Bekasi, agar tidak dikonsumsi warga.

Seorang aktivis dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengatakan paus itu adalah paus yang sempat diselamatkan dan dikembalikan ke perairan dalam Sabtu (28/07) lalu, setelah ditemukan terdampar di perairan dangkal Pantai Pakis, Bekasi.

"Paus ini sama dengan yang di Pantai Pakis. Saat kami kembalikan ke laut, paus itu dalam kondisi hidup," kata Pram dari JAAN pada BBC Indonesia.

Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Kementrian Perhubungan, Bambang S Ervan mengatakan paus berbobot dua ton itu berhasil ditarik oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, KPLP Tanjung Priok, kepolisian dan relawan serta Kementerian Perhubungan dari perairan dangkal ke perairan yang lebih dalam.

JAAN menyayangkan permintaan warga sekitar lokasi untuk memotong bangkai paus untuk dikonsumsi.

Pram mengatakan Kementerian Kehutanan sebagai pihak yang memiliki otoritas dalam hal ini agar segera bertindak.

"Kami mengecam keras permintaan warga itu karena paus dilindungi UU No 5/1990 tentang sumber daya alam dan konservasi," kata dia.

"Kami berharap Kemenhut sebagai otoritas bertindak, Kemenhut hingga saat ini belum bergerak sama sekali," tambahnya.

Ia berharap bangkai paus itu dapat ditenggelamkan ke dasar laut atau digunakan untuk keperluan penelitian ilmu pengetahuan.

Sejumlah pejabat berwenang di Kemenhut yang dihubungi BBC Indonesia tidak mengangkat telepon genggam mereka.

Keberadaan paus sperma itu pertama kali diketahui para nelayan di Pantai Pakis Rabu lalu dalam kondisi lemah dan ada luka di punggung setelah penduduk setempat mencoba memanjat paus untuk menariknya ke laut dalam sebelum tim penyelamat tiba di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com