Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Ajak Masyarakat Awasi Perdagangan Harimau

Kompas.com - 30/07/2012, 07:28 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Puluhan pemerhati harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Kota Bengkulu menggelar aksi simpatik untuk memperingati "Global Tiger Day" atau Hari Harimau Internasional pada Minggu (29/7/2012).

Mereka membagikan stiker dan brosur tentang pentingnya penyelamatan harimau Sumatera dan perang melawan perdagangan harimau di Simpang Lima Kota Bengkulu.

Koordinator aksi, Budi Susanto, mengatakan kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penyelamatan satwa yang terancam punah itu.

"Kami mengajak masyarakat agar berperan aktif melaporkan segala bentuk temuan perdagangan harimau untuk memutus mata rantai perdagangan harimau akibat perburuan liar," katanya.

Perwakilan Forum HarimauKita Provinsi Bengkulu, Erni Suyanti Musabine, mengatakan perburuan liar merupakan ancaman terbesar bagi penurunan populasi harimau Sumatra, termasuk yang ada di Bengkulu.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi komunikasi ternyata turut memicu peningkatan perdagangan harimau sebab transaksi lebih mudah dan lebih aman.

"Karena itu kami mengajak masyarakat agar berperan aktif melaporkan perdagangan harimau yang ditemukan di internet," katanya.

Data Forum Harimaukita menyebutkan ratusan relawan yang tergabung dalam jaringan "Tiger Heart" telah berhasil mengidentifikasi ratusan jaringan perdagangan harimau di internet.

Di Provinsi Bengkulu, perburuan harimau liar masih marak. Banyak jerat harimau yang ditemukan di dalam kawasan hutan.

"Terutama Lebong, Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu dan Seluma, yang memiliki kawasan hutan yang menjadi habitat harimau," ungkapnya.

Menurut dia, hal ini mengindikasikan bahwa perdagangan liar bagian tubuh harima Sumatra masih terjadi di daerah ini.

Selama 2012 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melakukan penyelamatan terhadap dua ekor harimau yang terkena jerat pemburu liar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com