Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separuh Hutan Mangrove Nusakambangan Rusak

Kompas.com - 17/07/2012, 03:28 WIB

CILACAP, KOMPAS - Sekitar 4.000 hektar atau hampir separuh dari total luasan hutan bakau (mangrove) di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, rusak parah. Hal ini mempercepat kehancuran ekosistem kawasan yang selama ini menjadi habitat berbagai biota laut dan tempat pemijahan puluhan jenis ikan tersebut.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pengelola Sumberdaya Kawasan Segara Anakan Cilacap Mochammad Harnanto, Senin (16/7), mengatakan, luasan hutan mangrove yang 25 tahun lalu mencapai 15.000 hektar, kini hanya tersisa sekitar 8.000 hektar. Lebih parah lagi, dari 8.000 hektar yang tersisa, sekitar 4.000 hektar atau separuh di antaranya diketahui dalam kondisi rusak.

Menurut Harnanto, lumpur yang dibawa aliran Sungai Citanduy, Cimeneng, dan sungai lainnya telah mengancam hilangnya laguna Segara Anakan. Dia memperkirakan, tanpa upaya serius yang melibatkan sejumlah pihak berskala lintas daerah, dalam 10 tahun mendatang Segara Anakan dan Pulau Nusakambangan bagian barat akan menyatu akibat munculnya tanah timbul hasil sedimentasi.

”Ini bukan sesuatu yang mustahil. Sebab, volume sedimentasi yang masuk ke Segara Anakan mencapai satu juta meter kubik per tahun,” jelasnya.

Kepala Dusun Lempong Pucung, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut Wahyono, mengakui, selain faktor alam, masih banyak warga setempat dan pendatang membabati mangrove untuk dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bakar atau bahan bangunan.

Salah satu upaya penghijauan di pesisir Pulau Nusakambangan, dilakukan PT Holcim Indonesia Tbk dengan menanam 12.000 mangrove dengan tinggi pohon rata-rata 1 meter, Senin lalu. Penanaman dilakukan ratusan karyawan PT Holcim Indone- sia Tbk bersama warga setempat.

Corporate Communication PT Holcim Indonesia Tbk Deni Nuryandain mengatakan, mangrove berjenis Rhizophora mucronata ditanam di Pantai Sodong dan Pantai Limusbuntu, Pulau Nusakambangan, sebagai salah satu program perayaan 100 Tahun Holcim. ”Kami prihatin dengan kondisi Nusakambangan yang kian parah. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memperkaya ekosistem mangrove,” jelasnya. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com