Semarang, Kompas
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, populasi bakau di pantai utara Jateng mencapai 2.458,4 hektar yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Dari data itu, hanya 22 persen pantai utara Jateng yang ditumbuhi bakau.
Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang, Rudhi Pribadi, Rabu (11/7), di sela-sela Lokakarya Informasi Geospasial Tematik Pesisir dan Laut di Semarang, mengungkapkan, laju kerusakan di pantai utara Jateng masih lebih tinggi daripada upaya rehabilitasi yang dilakukan oleh berbagai pihak. Penanaman mangrove yang selama ini dilakukan belum cukup optimal.
Di Kabupaten Demak, misalnya, abrasi dan erosi mencapai 1.016,22 hektar akibat reklamasi pantai di Kota Semarang yang menyebabkan berubahnya arus air laut. Meski demikian, Demak memiliki mangrove dengan populasi paling tinggi, yaitu 1.154,55 hektar atau 47 persen dari populasi mangrove di pantura Jateng.
Kerusakan pantai paling luas terjadi di Kabupaten Brebes. Abrasi dan erosi di kabupaten itu mencapai 2.115,39 hektar, sementara luasan lahan mangrove hanya 223 hektar. Karena itu, wilayah Brebes harus menjadi prioritas untuk ditangani.
Peneliti Utama Penginderaan Jauh Geografi Badan Informasi Geospasial (BIG) Aris Poniman menyebutkan, secara umum kesadaran akan pentingnya keberadaan mangrove di pantai terus naik. Walaupun melalui penginderaan jarak jauh rata-rata populasi mangrove meningkat, di beberapa wilayah justru berkurang drastis, misalnya di Kalimantan Timur.