Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet "Panas" Terekam Sedang Menguap

Kompas.com - 03/07/2012, 19:23 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Studi yang dipimpin oleh Alain Lecavelier dari Institute of Astrophysics di paris berhasil mengungkap adanya planet yang tengah menguap.

Lecavelier menggunakan teleskop antariksa Hubble untuk mengetahui hal tersebut. Ia mengobservasi atmosfer planet HD 189733b, planet seukuran Jupiter berjarak 60 tahun cahaya dari Bumi yang mengorbit pada jarak 1/30 jarak Bumi-Matahari dekat. Planet itu tergolong jenis "gas panas Jupiter".

Observasi dilakukan dengan metode transit, saat planet melewati muka bintang. Koleksi data dilakukan dua kali, pada awal 2010 dan akhir 2011.

Pada observasi tahun 2010, ilmuwan tak menyaksikan adanya atmosfer yang menguap. Tapi dalam penelitian tahun 2011, ilmuwan berhasil menyaksikan bahwa atmosfer planet HD 189733b menguap, gasnya terlihat membumbung menjauhi permukaan planet tersebut.

Tak seperti pada planet yang menguap lainnya, ilmuwan kali ini mengetahui penyebab penguapan pada planet HD 189733b.

Sebelum terjadi penguapan, satelit Swift milik NASA mengetahui adanya sinar-X yang berasal dari bintang induk HD 189733b, diduga menyebabkan badai bintang yang sangat kuat, sama seperti fenomena badai Matahari yang juga terjadi di Tata Surya.

Karena planet berjarak sangat dekat dengan bintang, sinar-X yang sampai ke planet memanaskan atmosfernya hingga puluhan ribu derajat Celsius. Panas menyebabkan gerak molekul gas lebih cepat sehingga bisa bebas dari pengaruh gravitasi dan menguap.

"Penemuan ini mengatakan pada kita bahwa penguapan atmosfer adalah fenomena yang benar-benar terjadi pada planet yang dekat dengan bintangnya," kata Lecavelier seperti dikutip situs National Geographic, Kamis (28/6/2012).

Belum diketahui berapa volume gas yang hilang selama penguapan terjadi. Diperkirakan, kecepatan penguapan adalah ribuan ton gas dalam semenit. Meski demikian, gas uyang ada pada HD 189733b sangat banyak. Jadi, penguapan tidak akan menyebabkan planet kehilangan massanya secara berarti.

Hasil penelitian ini akan segera dipublikasikan di jurnal Astronomy and Astrophysics.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com