Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Indonesia Temukan Anggrek Baru Asal Malaysia

Kompas.com - 02/07/2012, 09:52 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti anggrek dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Destario Metusala, menemukan spesies baru anggrek yang berasal dari wilayah Gunung Kinabalu, Sabah, Malaysia.

Anggrek itu ditemukan secara tak sengaja saat Destario mengobservasi lebih dari 2.000 spesimen anggrek asal Gunung Kinabalu yang tersimpan di Herbarium Kew, Inggris. Lewat observasi, Destario mendapati bahwa satu herbarium yang telah berumur 50 tahun ternyata merupakan spesies baru.

"Penemuan ini menjadi kejutan tersendiri bagi taksonom anggrek di Kew karena tidak menyangka masih ditemukan jenis baru dari kumpulan spesimen yang sebenarnya telah dilakukan observasi yang berulang kali untuk pembuatan karya tulis ilmiah, buku flora, dan lainnya," kata Destario.

Anggrek jenis baru yang ditemukan dinamai Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood. Nama spesies "kinabaluense" diambil berdasarkan nama asal anggrek tersebut di Gunung Kinabalu.

Cleisocentron kinabaluense merupakan jenis anggrek yang tumbuh secara epifit (menumpang pada tanaman lain untuk hidup tanpa mencuri zat hara dari tumbuhan inang) dengan batang bisa tumbuh hingga 20 cm.

Kuntum bunga anggrek ini berukuran panjang 2,2-3 cm dan lebar 1-1,2 cm serta bisa tersusun atas 8-12 kuntum bunga dalam satu perbungaan.

"Secara morfologi, anggrek ini dekat dengan C. gokusingii dan C. merrillianum, namun berbeda, terutama pada kalus yang berada di pangkal bawah bibir bunganya yang menyerupai kantong, serta cuping samping bibir bunga yang tidak bertoreh," urai Destario dalam surat elektronik, Minggu (1/7/2012).

Gunung Kinabalu adalah salah satu hotspot biodiversitas di Asia Tenggara. Gunung ini menyimpan sekitar 726 taksa anggrek yang terbagi dalam 134 marga. Sejumlah 25 persen dari anggrek yang ada tercatat endemik Sabah dan 46 persen merupakan endemik Borneo (Pulau Kalimantan).

Hasil penelitian Destario dipublikasikan di Malesian Orchid Journal Volume 10 edisi Juni-Juli 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com