Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andatu Masuk Masa Adaptasi

Kompas.com - 26/06/2012, 20:04 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Bayi badak jantan (Andatu) yang baru dilahirkan beberapa hari lalu dari rahim induk badak Ratu kini dalam proses adaptasi.

"Tidak banyak perlakuan kami terhadap anak badak itu, dalam rangka upaya kami menjaga perilaku induk badak yang dikhawatirkan tidak mau menyentuh anaknya jika sudah disentuh makhluk lainnya," kata Koordinator Suaka Rhino Sumatera (SRS) Balai Besar Taman Nasional Way Kambas (BBTNWK) Lampung Timur, dr Dedi Chandra, di Lampung Timur, Selasa (26/6/2012).

Menurut Dedi, saat ini bayi badak Ratu sedang masa menyusui dan belum diberi asupan gizi lainnya.

Ia mengemukakan, kondisi kesehatan bayi tersebut lebih setiap hari cenderung menunjukkan progres yang signifikan. "Bobot berat badan Andatu diperkirakan 30 kilogram, dan saat ini, masih mendekat bersama induknya," ujarnya.

Ratu pada Sabtu (23/6/2012) dini hari melahirkan bayi badak jantan yang oleh Menteri Kehutanan RI diberi nama Andatu, yang merupakan gabungan nama dari Andalas (badak jantan) dan Ratu.

"Ketika itu, kami memprediksikan dalam pertengahan bulan Juni badak Ratu akan melahirkan, dan prediksi tersebut tepat terjadi pada pertengahan bulan," kata dokter hewan itu.

Menjelang proses persalinan, Ratu nampak gelisah. Sesekali dia naik pohon, mutar-mutar kandang dan sesekali induk itu duduk dan berdiri.

"Itu tanda-tanda proses persalinannya, tak lama dari itu lahirlah Andatu. Selang beberapa jam berikutnya Andatu berdiri dan berjalan mendekati induknya untuk menyusui," katanya.

Dedi mengatakan, kelahiran Andatu merupakan kelahiran keempat anak badak di dunia, dan pertama di Asia Tenggara setelah 100 tahun, karena populasi badak tidak pernah berkembang biak lagi.

"Kehamilan terencana, kami akan coba dekatkan Andalas dengan Rosa yang kini telah berusia 12 tahun," katanya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa empat badak yang berada di penangkaran SRS itu merupakan kelompok yang bermasalah.

"Jika memang sudah waktunya badak-badak itu mampu bersosialisasi dengan alam liar, maka kami akan melepasnya, tentu dengan perintah dari pemerintah," ujarnya menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com