Lumut Kerak Mampu Bertahan Hidup di Antariksa

Kompas.com - 25/06/2012, 12:52 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com — Penelitian European Space Agency (ESA) di International Space Station (ISS) mengungkap bahwa lumut kerak mampu bertahan dari kondisi ekstrem di antariksa dan tetap hidup.

Lumut kerak sebelumnya dikirim ke antariksa dalam paket Expose-E Experiment pada tahun 2008. Lumut kerak tidak diberi perlakuan khusus, berbeda dengan astronot di ISS.

"Kami mengeksplorasi batas-batas kehidupan," kata Rene Demets dari ESA seperti dikutip Science Daily, Sabtu (23/6/2012).

Lumut kerak harus menghadapi radiasi Matahari dan perubahan temperatur antara -12 derajat celsius hingga lebih dari 40 derajat celsius. Setelah 18 bulan, sampel dikembalikan ke Bumi pada tahun 2009.

Hasil riset menunjukkan, tanpa proteksi atmosfer Bumi yang menyerap radiasi dan menstabilkan temperatur, lumut kerak tetap bisa hidup. Saat dikembalikan ke Bumi, lumut kerak tumbuh secara normal.

Pada kondisi yang tidak menguntungkan, Rene menjelaskan, "Organisme ini akan memasuki masa dormansi menunggu kondisi yang lebih baik untuk hidup normal."

Hasil studi ini membuka banyak peluang. Pertama, secara saintifik, membuka kemungkinan bahwa makhluk hidup di Bumi berasal dari luar angkasa.

Studi menunjukkan kebenaran teori panspermia bahwa kehidupan bisa menyebar antarplanet, bahkan antartata surya. Organisme mungkin menumpang asteroid untuk menyebar ke planet lain.

Berdasarkan hal tersebut, sangat mungkin bagi manusia untuk menyebarkan benih kehidupan ke planet-planet lainnya.

Dari sisi bisnis dan kesehatan, kemampuan lumut kerak bertahan melawan radiasi juga berprospek. Lumut kerak bisa dikembangkan menjadi tabir surya yang ampuh melindungi kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau