Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Dorong Sinergi Hulu-Hilir Rumput Laut

Kompas.com - 28/05/2012, 19:42 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumput laut Indonesia yang sangat menjanjikan, dinilai dapat menjadi komoditas yang dapat ikut berperan dalam pergerakan kemajuan ekonomi nasional. Namun, sinergi hulu-hilir usaha rumput laut masih menghadapi sejumlah kendala.

Demikian dikemukakan Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI), Safari Azis, pada pembukaan Rapat Kerja Nasional ARLI di Jakarta, (28/5/2012).

Di dunia, Indonesia menguasai lebih dari 50 persen produksi rumput laut jenis euchema cotonii. Produksi bahan baku rumput laut perlu ditingkatkan nilai tambahnya melalui industrialisasi.

Untuk mendukung industrialisasu rumput laut, ungkap Safari, pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan pelaku usaha hulu-hilir harus melakukan konsolidasi dan memiliki strategi yang tepat. Pemerintah perlu menciptakan fondasi yang kuat untuk menuju industrialisasi.

"Masih banyak yang harus dibenahi, mulai dari peran ekonomi rumput laut, terkait budi dayanya, perizinan, jalur distribusi, perdagangan luar negeri hingga perbaikan kualitas lingkungan perairannya," kata Safari.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, mengatakan, dengan potensi yang ada seharusnya Indonesia mampu menjadi produsen perikanan yang mampu mengambil porsi besar dalam pasar dunia.

Yugi memaparkan bahwa industri rumput laut memerlukan keterkaitan erat antara hulu (up stream) dan hilir (down stream), karena pada tingkat hulu (petani dan nelayan) memiliki keahlian dan kemauan berproduksi, tetapi menghadapi keterbatan dalam akses pasar dan teknologi.

Di tingkat hilir, pemilik pabrik memiliki teknologi dan akses pasar namun membutuhkan jaminan suplai bahan baku. Untuk itu, diperlukan kluster usaha rumput laut yang mengkaitkan kegiatan di tingkat petani (on farm), dan kegiatan ditingkat industri (off farm) secara baik dan serasi.

Model kluster usaha rumput laut merupakan pembangunan kawasan budidaya yang terintegrasikan, dan diharapkan dapat mensinergikan kegiatan-kegiatan dari semua pemangku kepentingan, yang meliputi kelompok petani, lembaga usaha lepas panen pedesaan, perusahaan penghela, pelayanan pengembangan bisnis, dan lembaga pembiayaan.

"Kluster rumput laut akan mendorong sinergi produsen rumput laut dengan industri pengolahannya, sekaligus memberdayakan masyarakat, meningkatkan daya saing kolektif, dan meningkatkan ekspor produk rumput laut daerah," ujarnya.

Tahun  2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan  produksi rumput laut (bahan baku) mencapai 10 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com