JAMBI, KOMPAS.com — Konflik manusia dan harimau sumatera semakin tinggi akibat pembukaan perkebunan sawit di pinggir Taman Nasional Berbak, Jambi.
Sejak tahun lalu, 3 harimau mati tersengat listrik bertegangan tinggi yang mengitari perkebunan sawit dan 1 ekor lagi tewas dalam jerat yang dipasang pemburu liar.
Kepala Balai Taman Nasional Berbak Hayani di Jambi, Rabu (18/4/2012), mengemukakan, seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di dalam kawasan TNB tewas tersengat pagar listrik bertegangan tinggi di Desa Air Itam, Kecamatan Sadu, Tanjung Jabung Timur, akhir Maret lalu.
"Pagar tersebut dipasang warga pemilik kebun sawit untuk melindungi tanaman mereka dari hama. Saat melintasi kebun, harimau terkena sengat listrik dan seketika mati," ujarnya.
Peristiwa harimau mati akibat tersengat listrik sebelumnya dua kali terjadi tak jauh dari lokasi itu. Padahal, pihaknya telah mengingatkan warga untuk tidak memagari kebun dengan kawat listrik bertegangan tinggi karena mengancam keselamatan satwa liar yang dilindungi.
"Kami sudah meminta warga untuk memasang pagar kawat tegangan rendah. Namun, rupanya masih banyak yang belum mengganti pagarnya," ujar Hayani.
Maret lalu, seekor harimau ditemukan mati dalam jerat besi di wilayah Simpang Gajah. Ancaman atas perburuan liar di wilayah ini masih tinggi. Padahal, Berbak adalah salah satu habitat harimau sumatera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.