Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Homo Wajakensis" Ditunggu

Kompas.com - 13/04/2012, 22:30 WIB
Doddy Wisnu Pribadi

Penulis

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Tulungagung bersama komunitas sejarah pemerhati dan peminat studi manusia purba menunggu kedatangan replika wajakensis yang kini sedang dibuat.

Ini merupakan bagian dari upaya Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Tulungagung menyiapkan lokasi kerja Eugene Dubois—setelah selama ini tak diketahui publik—menjadi lokasi studi sejarah. Selain itu, akan didirikan tugu peringatan dan di masa depan mungkin juga bisa didirikan museum di lokasi goa tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Tulungagung Hendri Sugiharti saat dihubungi Jumat (13/4/2012) mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Trijono (41), sejarawan dan guru sejarah yang mencari kembali goa Dubois yang telah lama tak diketahui jejaknya.

Menurut Trijono, gagasan untuk memiliki replika tengkorak Homo wajakensis yang ditemukan dokter Belanda itu berasal dari pihaknya saat berdialog dengan DPRD dan Pemkab Tulungagung.

Replika tengkorak manusia purba ini dibuat untuk tujuan pendidikan, pembelajaran, dan wisata. Jadi, kata dia, meski tengkorak sesungguhnya berada di Belanda, masyarakat dan generasi muda tetap bisa melihat sendiri rupa manusia purba itu demi tujuan pendidikan sejarah.

Replika wajakensis juga telah ada di Indonesia, yaitu di Museum Zoologi, Bandung. Replika ini akan dicetak kembali untuk dibawa ke Tulugagung. "Keputusan tentang pembuatan replika, pendirian tugu dan museum itu, sudah wewenang Pemkab Tulungagung. Posisi saya hanya membantu," ungkap Trijono.

Hendri menjelaskan, saat ini pihaknya sedang bersiap menerima kunjungan tim prasejarah Universitas Gadjah Mada untuk melakukan penelitian lebih lengkap di area goa tempat Dubois menemukan tengkorak wajakensis.

Trijono menerangkan, wajakensis teori lebih muda dibandingkan dengan manusia Jawa lainnya yang ditemukan Dubois di Trinil, Ngawi, dan Sangiran, Solo, dari spesies erectus (erected ape-man, kera berdiri tegak). Wajakensis mengenal alat-alat sederhana dari batu sehingga secara ilmiah bisa disebut lebih maju dan cerdas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com