JAKARTA, KOMPAS.com — Dua gempa kembar yang terjadi di Aceh pada Rabu (12/4/2012) memang memiliki sistem yang berbeda dengan gempa tahun 2004 yang menyebabkan bencana tsunami di Aceh. Namun, keduanya ternyata saling berkaitan.
Demikian analisis Rovicky Dwi Putrohadi, Presiden atau Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
"Gempa yang terjadi kemarin terpicu oleh gempa yang terjadi pada tahun 2004," ujar Rovicky.
Menurut Rovicky, gempa yang terjadi pada tahun 2004 dipengaruhi oleh aktivitas tektonik di lempengan yang ada di utara Aceh. Gempa itu memberikan tekanan ke daerah yang lebih selatan.
"Tekanan itu akhirnya dijawab dengan gempa yang terjadi kemarin," papar Rovicky.
Rovicky mengungkapkan bahwa selain terpicu gempa Aceh 2004, gempa Aceh pada Rabu kemarin juga diperkirakan bisa memicu terjadinya gempa selanjutnya di segmen yang berdekatan.
Gempa bisa memicu aktivitas di zona subduksi, dan yang paling dikhawatirkan adalah memicu gempa di wilayah Mentawai yang diperkirakan sudah menyimpan energi sangat besar.
Selain itu, gempa tersebut juga bisa memicu terjadinya gempa di luar zona subduksi.
Karena itu, Rovicky mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
"Setiap kejadian gempa di laut, kita tidak langsung tahu apakah itu terjadi di wilayah yang berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak. Jadi, setiap gempa laut harus diwaspadai," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.