Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danau Buyan dan Tamblingan Mendangkal

Kompas.com - 11/04/2012, 21:23 WIB
Cokorda Yudhistira

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com -- Danau Buyan dan Danau Tamblingan, dua danau alami di Pulau Bali, semakin sering meluap. Kondisi tersebut diperkirakan akibat kedua danau di wilayah Kabupaten Buleleng itu mengalami pendangkalan, selain karena volume air danau yang letaknya berdekatan itu bertambah akibat faktor alami.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Buleleng Wayan Pasek Swastika menerangkan, kedalaman Danau Buyan saat ini diperkirakan sekitar 80 meter. Padahal, kedalaman danau itu pernah mencapai 140 meter. "Artinya, terjadi pendangkalan sampai 60 meter di Danau Buyan," kata Pasek, Rabu (11/4/2012) di Denpasar.

Pendangkalan juga terjadi di Danau Tamblingan, yang berdekatan dengan Danau Buyan. "Ini akumulasi dari proses alami dan adanya aktivitas di sekitar danau itu," ujar Pasek.

Dalam dua tahun terakhir, Danau Buyan dan Danau Tamblingan sudah dua kali meluap. Februari 2011, Danau Tamblingan meluap dan merendam puluhan rumah di wilayah Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Peristiwa serupa berulang pada Maret 2012. Luapan Danau Buyan merendam wilayah Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Genangan air danau masih bertahan karena surut secara perlahan.

Pasek menjelaskan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan berada di kawasan hutan lindung namun di sekitar danau itu juga ada pemukiman penduduk. Warga di sekitar danau membuka kebun dan menanam tanaman holtikultura. Selain itu, di sekitar danau sudah berlangsung aktivitas pariwisata.

Seluruh kegiatan itu, menurut Pasek, turut memengaruhi proses sedimentasi di kedua danau tersebut. "Dalam kondisi normal saja, air danau itu akan meluap ketika curah hujan tinggi dan mendapat rembesan dari hutan di sekitarnya," kata Pasek.

Guru Besar Universitas Udayana (Unud) Prof I Wayan Windia MS menegaskan, restorasi dan pelestarian Danau Buyan dan Danau Tamblingan menjadi penting karena danau itu menjadi sumber air dan penyangga pertanian untuk wilayah utara, tengah, dan selatan Bali.

Menurut Windia yang juga ahli subak dan menjabat Ketua Grup Riset Sistem Subak Unud, kedua danau itu sebagai bagian Catur Angga Batukaru, sudah diusulkan sebagai warisan budaya dunia ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau