Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kure", Ritual Paskah ala Portugis di TTU

Kompas.com - 06/04/2012, 18:36 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com -  Perayaan Paskah mungkin menjadi ritual biasa bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Lain halnya dengan 18 pemangku suku adat di Kote, Kecamatan Noemuti, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Mengenang sejarah masuknya agama Katolik dari Portugis di Pulau Timor di daerah setempat, ribuan warga warga merayakan tri hari suci Paskah secara tradisional dengan budaya Portugis. Perpaduan ritual Paskah secara modern (misa dipimpin pastur) dan tradisional warga belasan suku ini, oleh warga disebut 'Kure'.

Prosesi ini diawali dengan pengambilan air dan batu oleh anggota suku di sungai Noemuti untuk membersihkan patung-patung Maria dan Yesus yang dibawa dari Portugis sejak pertama kali bangsa itu datang ke Pulau Timor pada abad ke-15.

Kemudian anggota suku menyerahkan persembahan seperti uang, buah-buahan, sayuran, sirih dan pinang untuk nanti kemudian dipersembahkan bagi Allah dan nenek moyang mereka.

Selanjutnya persembahan tersebut akan dibagikan kepada peziarah, kelompok doa dan pengunjung yang mengikuti prosesi Kure itu di beberapa rumah yang sudah dipersiapkan khusus yang diberi nama rumah Tuhan atau dalam bahasa setempat disebut 'Ume Usineno', sebagai tanda pemberian rahmat kekuatan lahir batin dari Allah dan nenek moyang.

Pemangku adat Suku Noemuti, Raja Alex Yosep Antonio Costa,  ritual Kure, mengatakan ritual Kure sudah berlangsung lama dan tetap dilestarikan sampai saat ini.

"Kure itu adalah istilah dalam bahasa Latin yaitu berdoa sambil mengunjungi keluarga-keluarga yang pada jaman dahulu menerima agama Katolik," kata Costa yang merupakan keturunan kelima dari salah satu penyebar pertama agama Katolik di Pulau Timor.

"Berdoanya juga dilakukan secara singkat dan mereka hanya meminta kekuatan roh Allah dan nenek moyang mereka yang telah menerima datangnya agama Katolik. Dan budaya ini sudah berlangsung lama sejak datangnya Portugis di Noemuti," kata Costa, ditemui Kompas.com di sela-sela penyelenggaraan ritual, Jumat (6/6/2012).

Seorang pengunjung dari Kabupaten Belu, Yanuarius Seran, mengaku senang dengan ritual Kure yang menurutnya merupakan satu satu ritual Paskah di Pulau Timor yang masih dilestarikan sampai saat ini.

"Sebagai umat Katolik pada umumnya dan orang Timor khususnya merasa berbangga karena budaya seperti ini sudah langka di jaman modern seperti ini. Karena itu saya berharap budaya Kure supaya terus dilakukan sampai anak cucu kita,"kata Seran kepada Kompas.com.

Acara ditutup dengan arak-arakan ribuan orang dengan membawa sisa-sisa dekorasi dan hiasan yang dipasang di rumah adat 18 suku, menuju ke sungai untuk dibuang. Ritual ini bermakna simbolis pelepasan segala bala, sial, dan dosa yang dalam bahasa setempat disebut 'Sefmau'. Acara ini sekaligus menjadi akhir ritual Kure.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com