Manado, Kompas -
Kamera-kamera
Farid Ruskanda, petugas pengamat Gunung Api Lokon di Manado, Selasa (28/3), menjelaskan, kamera pemantau tersebut dapat terhubung langsung dengan Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung dan Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut di Manado.
”Kamera CCTV terpasang beroperasi 1 x 24 jam merekam aktivitas Lokon dan Karangetang. CCTV di Karangetang bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB),” kata Ruskanda.
Aktivitas vulkanik Gunung Lokon dan Karangetang termasuk yang teraktif dalam sepuluh tahun belakangan. Erupsi Lokon dan Karangetang terjadi secara mendadak, dan selama 2011 letusan Gunung Lokon terjadi 1.000 kali.
Sebelumnya, sejumlah alat seismograf dan
Seismograf alat memantau kegempaan akibat erupsi, beserta GPS, berfungsi mengetahui perubahan permukaan pergeseran tektonik.
Menurut Ruskanda, beberapa waktu lalu pihaknya pernah memasang CCTV di bibir puncak kawah Gunung Mahawu untuk memantau gerakan kawah di dasar gunung.
Hoyke Makarawung, Kepala BPBD Sulut, mengatakan, pemasangan kamera pemantau CCTV memberi kemudahan mengantisipasi bencana gunung api. Ia menyebutkan, dari 10.000 kali bencana di Sulut selama 100 tahun, sebanyak 85 persen berasal dari erupsi gunung api.
Wilayah daratan dan laut Sulut dikelilingi gunung api aktif, antara lain Lokon, Mahawu (Tomohon), Soputan (Minahasa Tenggara), Gunung Klabat (Minahasa Utara), Dua Saudara (Bitung), Ambang (Bolaang Mongondow), Riung dan Karangetang serta gunung api di bawah laut Mahangetang (Sitaro), dan Awu di Sangihe.