Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Hitam Memakan Asteroid

Kompas.com - 27/02/2012, 12:32 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

MASSACHUSETTS, KOMPAS.com - Lubang hitam disebut sebagai objek semesta yang memiliki gravitasi tinggi serta sanggup menelan apapun, tak terkecuali cahaya. Ketika sebuah benda langit ditelan lubang hitam, benda itu akan menguap. Sebagai jejaknya, pancaran sinar X yang terang akan dihasilkan.

Astronom telah mengobservasi pancaran sinar X di sekeliling lubang hitam Galaksi Bimasakti, Sagitarius A*. Observasi dilakukan sejak tahun 1999 dengan Chandra X-Ray Observatory serta Very Large Telescope European Southern Observatory di Chile.

Pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa pancaran sinar X bisa terjadi setiap hari. Pancaran bisa bertahan selama satu jam hingga lebih. Kadang terdapat pancaran sinar X yang ratusan kali lebih terang dari biasanya.

Kini, riset oleh tim peneliti dari University of Leicester yang dipimpin Kastytis Zubovas menunjukkan bahwa pancaran sinar X bisa berkaitan dengan asteroid. Dengan kata lain, lubang hitam memakan banyak asteroid.

Berdasarkan data Chandra X-Ray Observatory, ada beberapa triliun asteroid yang terdapat di sekeliling Sagitarius A*. Jarak asteroid sedikitnya 160 juta kilometer dari cawan akresi, cincin gas panas di lubang hitam.

Pada suatu waktu, karena tertarik oleh gravitasi, asteroid akan mendekati lubang hitam dan akhirnya tertelan. Asteroid akan masuk cawan akresi dan menguap, persis ketika sebuah asteroid atau meteor masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar.

Sebelumnya, diperkirakan hanya asteroid berukuran lebar minimal 10 km saja yang bisa menghasilkan pancaran sinar X yang terang. Namun, berdasarkan riset ini, asterois yang lebih kecil pun bisa menghasilkannya.

Lalu, darimana jutaan asteroid di sekeliling Sagitarius A* berasal? Peter Edmonds, astronom yang bertanggung jawab pada proyek Chandra X-Ray Observatory mengatakan bahwa kemungkinan asteroid merupakan curian dari sebuah tata surya.

"Asteroid kemungkinan dikeluarkan dari tata surya tertentu dan kemudian ditarik di awan asteroid di dekat lubang hitam," jelas Edmond dikutip National Geographic, Kamis (9/2/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com