Sragen, Kompas -
Presiden mengingatkan agar pembangunan kawasan Sangiran tidak setengah-setengah. Alasannya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kini mendapat anggaran yang cukup besar. Dari anggaran itu ada yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Sangiran sebagai pusat kajian sejarah manusia purba.
”Jangan tanggung-tanggung membangun Sangiran agar lebih banyak turis datang ke sini dan menjadi barokah. Ini luar biasa karena negara kita ternyata menjadi bagian dari peradaban di masa silam,” ujar Presiden Yudhoyono saat berkunjung di Museum Situs Manusia Purba Sangiran di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis (16/2).
Dalam kunjungan yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan 11 menteri, Juru Bicara Julian Aldrin Pasha, serta sejumlah pejabat negara lainnya itu, Presiden juga menyatakan menyetujui rencana pengembangan situs Sangiran menjadi empat klaster. Sangiran diharapkan berkembang menjadi tempat wisata edukasi agar masyarakat lebih banyak datang ke Sangiran untuk mempelajari evolusi manusia dan peradaban di masa silam.
Mendikbud M Nuh berpendapat, tidak banyak negara memiliki situs seperti Sangiran yang menggambarkan evolusi manusia lebih dari 1,5 juta tahun terakhir, mulai temuan fosil Homo erectus hingga Homo sapiens, atau manusia modern. Ada 100 individu Homo erectus.