Jakarta, Kompas -
”Kebun raya karst di Gunung Kidul, Yogyakarta, menjadi salah satu lokasi yang diusulkan LIPI, tetapi hingga sekarang masih butuh diserasikan dengan rencana tata ruang wilayahnya,” kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar, Selasa (14/2), di Jakarta.
Ia mengatakan, karst menjadi prioritas karena merupakan ekosistem unik yang menyimpan jenis keanekaragaman hayati flora yang terlampau sedikit
LIPI pernah mengadakan eksplorasi karst Jawa di Gunung Sewu wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada 2006. Pada tahun yang sama juga digelar eksplorasi serupa di kawasan karst Maros, Sulawesi Selatan.
Karst Maros merupakan salah satu kawasan karst terkaya keanekaragaman hayatinya di wilayah Asia tropika. Di lokasi ini pula terdapat Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Peneliti utama pada Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dedi Darnaedi, mengatakan mulai 5 Maret 2012 bersama para peneliti dari Jepang mulai mengeksplorasi berbagai jenis vegetasi yang tumbuh mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
”Karst masih menyimpan sebagian keanekaragaman hayati, seperti fauna di gua-gua batu kapur yang belum tersingkap,” kata Dedi.
Eksploitasi batu kapur di berbagai kawasan karst untuk kepentingan industri semen dan bangunan merupakan ancaman paling serius. Menurut Dedi, eksploitasi itu akan menghancurkan karst yang di kemudian hari menimbulkan malapetaka seperti halnya gambut yang dibuka.
Karst juga menjadi kawasan penyimpan air di dalam tanah. Menurut Mustaid, penyelamatan vegetasi karst di dalam kebun raya bertujuan bagi penyimpanan jenis keanekaragaman hayati yang dibutuhkan untuk merehabilitasi karst nantinya.