Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriname Menyimpan Lele Berduri dan Katak Koboi

Kompas.com - 29/01/2012, 18:50 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

PARAMARIBO, KOMPAS.com — Ekspedisi penelitian yang dilakukan selama Agustus-September 2010 oleh Conservation International di wilayah Sungai Sipaliwini dan Kutari di Suriname berhasil menguak keanekaragaman hayati baru yang terdapat di wilayah tersebut.

Dilaporkan Livescience, Selasa (24/1/2012), sebanyak 1.300 spesies terkumpul lewat penelitian bertajuk "Conservation International Rapid Assesment Program". Dari jumlah itu, 46 di antaranya potensial sebagai spesies baru.

Salah satu spesies yang menarik adalah lele tanduk baja. Lele ini memiliki tulang eksternal. Ukuran raksasa lele ini merupakan bentuk adaptasi di Sungai Sipaliwini, tempat lele ini berkembang di lingkungan yang dipenuhi ikan piranha.

Jenis lele yang bernama ilmiah Pseudacanthicus sp ini merupakan spesimen pertama yang berasal dari Sungai Sipaliwini. Spesimen ini semula hendak dimasak oleh warga lokal sebelum akhirnya diminta ilmuwan untuk dikoleksi.

Spesies yang diduga baru lainnya adalah katak koboi (Hypsiboas sp) yang memiliki jumbai putih pada kaki, seperti celana koboi, dan semacam taji di telapak kaki. Katak ini ditemukan di salah satu cabang pohon di Sungai Kutari.

Ada pula tonggeret krayola yang punya warna tubuh mencolok. Bagian depan tubuh tonggeret ini bewarna merah jambu dengan bintik hitam, sementara bagian belakanganya berwarna kuning berbintik biru.

Tonggeret yang bernama ilimiah Vestria sp ini punya senjata kimia untuk melawan burung dan mamalia. Manusia tak akan merasakan efek apa pun ketika memegangnya. Namun, jika memakannya, pasti akan sakit.

Spesies lain yang ditemukan dan telah dikenal dalam ilmu pengetahuan adalah katak mulut raksasa (Ceratophrys cornuta). Jenis katak ini rakus. Dengan mulut besarnya, katak ini bisa memakan katak lain, burung, dan mamalia yang seukuran dengan tubuhnya.

Dua spesies lain adalah tonggeret berkepala kerucut (Lobocelis bacatus) yang memiliki warna merah muda dan hijau dan kumbang bertanduk (Coprophanaeus lancifer) yang berukuran raksasa (bobot 6 gram), memakan kotoran serta memiliki warna biru dan ungu.

Selain kekayaan biologi, ilmuwan juga berhasil menemukan sebuah gua purba di situs Werephai, dekat Desa Kwamalasatu, Suriname. Analisis menguak bahwa gua itu telah dijadikan tempat hunian sejak 5.000 tahun lalu.

Menanggapi hasil temuan, Trond Larsen yang mengepalai program penelitian ini mengatakan, "Sementara sangat penting untuk mendata dan memahami biodiversitas untuk melindunginya, tujuan terpenting dari program ini adalah mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan komunitas Trio (komunitas adat setempat)."

"Penemuan kami akan membantu komunitas Trio untuk mempromosikan ekoturisme yang berkelanjutan, memberi kesempatan peningkatan ekonomi, sekaligus mendukung program konservasi di ekosistem sekelilingnya," papar Larsen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com