Kue Cinta dari Kerabat Bunga Bangkai

Kompas.com - 27/01/2012, 21:09 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com — Cupcake kini punya saingan baru, kue amor alias kue cinta. Kue amor menjelma dalam bentuk kue cincin amor, onde-onde amor, brownies amor, dan cheese stick amor.

Kue cinta adalah hasil kreasi tim peneliti dan staf Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Disebut kue amor sebab dibuat dari umbi tanaman Amorphophallus paeoniifolius alias suweg.

Suweg sendiri adalah tanaman yang masuk dalam famili Araceae. Tanaman ini merupakan kerabat dekat Amorphophallus titanum alias bunga bangkai.

Bagian suweg yang dimanfaatkan adalah umbi atau cadangan makanan yang tumbuh di dalam tanah. Bagian itu memiliki zat tepung yang bisa diolah menjadi makanan.

"Untuk membuat kue-kue ini, kami menggunakan 50 persen suweg dan 50 persen tepung," kata Yuzammi, peneliti bunga bangkai LIPI yang tekun menggali potensi suweg sebagai bahan makanan.

Rasa hasil olahan tak kalah dengan kue-kue umumnya yang terbuat murni dari bahan tepung terigu atau tepung beras. Tampilan kue pun tak kalah cantik.

Cita rasa brownies yang dibuat, misalnya, benar-benar mirip dengan brownies biasa. Sama sekali tidak terasa bahwa ada campuran bahan lain dalam brownies itu. Sementara itu, cheese stick-nya pun tak kalah renyah. Rasa onde-onde dan kue cincin yang menjadi representasi penganan lokal pun tetap enak.

Lewat pembuatan kreasi kuliner suweg ini, Yuzammi ingin menunjukkan bahwa suweg pun punya potensi untuk menjadi bahan makanan populer. "Tanaman ini berpotensi jadi tanaman pangan fungsional. Sekarang kita sedang meneliti pemanfaatan daun suweg," ungkap Yuzammi dalam konferensi pers, Jumat (27/1/2012) di Kebun Raya Bogor.

Suweg sehat

Yuzammi mengatakan, suweg memiliki kadar karbohidrat dan protein cukup tinggi dibanding jenis talas-talas lain. Karbohidrat yang dimiliki mencapai 78,68 persen, sementara proteinnya 6,56 persen.

"Suweg juga dilaporkan bisa mencegah penyakit degeneratif dan jantung koroner. Kemampuan suweg mengikat kolesterol setara dengan oat instan," kata Yuzammi.

Kelebihan yang dimiliki suweg menjadikannya punya nilai tambah. Selain tetap mendapatkan nutrisi inti, konsumen suweg pun bisa mendapatkan manfaat kesehatan.

Namun, ada hambatan konsumsi suweg biasanya yakni kandungan kalsium oksalat yang menimbulkan gatal. Meski demikian, Yuzammi kini tengah menemukan suweg yang kandungan kalsium oksalatnya sangat rendah.

"Saat ini kita sedang lakukan riset perbanyakan. Kita coba untuk mendapatkan umbi dengan cepat dan maksimal. Kalau sekarang butuh satu tahun," jelas Yuzammi.

Kemampuan mendapatkan umbi cepat akan mendukung pemanfaatan suweg. Jika umbi besar bisa didapatkan dengan cepat, pemanfaatan bisa dilakukan secara massal.

Jika kapasitas produksi suweg cukup besar, ke depan suweg bisa diolah oleh industri menjadi beragam produk makanan. Salah satu yang bahkan digadang adalah menjadi makanan bayi.

Nah, pastinya, bakal mungkin tercipta pula kue-kue lucu dari suweg. Misalnya cupcake suweg, roti unyil suweg, mi suweg, dan masih banyak lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau