Terjadi Ledakan Matahari Terkuat Sejak 2005

Kompas.com - 24/01/2012, 18:59 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA KOMPAS.com — Ledakan Matahari terjadi pada bintik Matahari 1402, Senin (24/1/2012) pukul 10.59 WIB. Ledakan ini merupakan yang terkuat sejak tahun 2005, masuk dalam kelas M-9 alias sudah mendekati kelas tertinggi (X-Extreme).

Akibat ledakan, terlepas partikel berenergi tinggi dan lontaran massa korona (CME) yang diperkirakan sampai ke Bumi pada Selasa pukul 21.18 WIB -/+ 7 jam. CME bergerak dengan kecepatan hingga 2.200 km per detik.

Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa CME bisa menimbulkan badai Matahari yang mengganggu sistem telekomunikasi, navigasi, fungsi satelit, dan sistem perbankan.

"Navigasi berbasis satelit seperti GPS juga kemungkinan terganggu akurasinya, jadi jangan terlalu percaya pada posisi yang ditunjukkan GPS (frekuensi tunggal) kalau diduga ionosfer terganggu oleh badai Matahari," kata Thomas.

Dampak lainnya adalah gangguan komunikasi radio HF atau gelombang pendek yang biasa digunakan untuk komunikasi jarak jauh, seperti siaran radio luar negeri, misalnya BBC, VOA, dan ABC.

Gangguan juga mungkin terjadi pada telekomunikasi seluler, siaran televisi, dan lainnya. Namun, untuk hal ini, biasanya para operator satelit telah mengantisipasinya.

Dilaporkan AP, Senin, meski ledakan yang terjadi cukup besar, badai Matahari yang ditimbulkan mungkin hanya dalam kelas moderat dengan kecenderungan besar. Wilayah yang terkena dampak terburuk mungkin adalah bagian utara Bumi.

Dampak badai Matahari terburuk pernah terjadi pada abad ke-19. Ketika itu, jaringan telegraf terganggu. Selain itu, badai Matahari juga pernah menyebabkan listrik padam selama sembilan jam di wilayah Quebec, Kanada. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau