PALEMBANG, KOMPAS -
Ketua RT 38 RW 07, Kelurahan Karanganyar, Palembang, Andi (40) mengatakan, selama tiga bulan terakhir telah ditemukan beberapa cincin emas dengan motif beragam dan keris dari logam kuning bergagang kayu hitam dengan ukiran perempuan bersanggul. Selain itu, banyak ditemukan pula serpihan-serpihan emas, koin kuno, ataupun manik-manik.
”Warga menemukannya tidak sengaja, bisa tergeletak di ladang atau ditemukan anak-anak yang sedang bermain,” katanya di Palembang, Selasa (10/1).
Saat musim hujan, jumlah temuan meningkat. Benda-benda berukuran kecil biasanya terbawa arus sungai yang sedang pasang. Beberapa penemuan yang paling sering diperoleh adalah cincin emas, serpihan emas, dan senjata tajam.
Sebagian temuan disimpan atau dibiarkan tak diambil karena dianggap keramat. Warga juga melarang temuan yang disimpan dipotret tanpa menggunakan ritual khusus. Temuan-temuan yang dibiarkan tak diambil biasanya berupa benda yang cukup besar, di antaranya bagian perahu, peti kayu, dan guci keemasan dengan motif ukiran.
Warga Karanganyar, Alwi (48), mengatakan, masyarakat tak pernah melaporkan temuan. Selain tak tahu ke mana harus melapor, warga juga khawatir justru akan mengalami kesulitan.
Beberapa temuan berukuran cukup besar dan diduga berasal dari zaman Sriwijaya. Salah satunya berupa sejenis landasan dari batu gunung berukuran 1 x 1 meter dengan ketebalan sekitar 40 sentimeter. Landasan itu ditemukan di halaman rumah Akhmad Junaedy di kawasan Tanggabuntung yang tak jauh dari Situs Karanganyar.