Kompas.com - Kasus susu formula tercemar bakteri kembali terjadi dan kali ini menghebohkan Amerika Serikat setelah kematian seorang bayi berusia 10 hari dari negara bagian Missouri. Dugaan kuat bayi malang ini terinfeksi Cronobacter sakazakii dari susu formula.
Cronobacter sakazakii adalah bakteri yang jarang menyebabkan infeksi tetapi sering berakibat fatal karena mempengaruhi aliran darah dan sistem saraf pusat. Bayi dengan sistem kekebalan yang lemah, terutama bayi prematur adalah kelompok yang paling mungkin untuk terpapar infeksi Cronobacter. Meski begitu, bakteri ini juga bisa menyebabkan penyakit pada semua kelompok umur.
Sebagian besar infeksi Cronobacter sakazakii berasal dari susu formula yang terkontaminasi dengan bakteri. Penyajian susu formula merupakan kunci utama untuk mencegah pencemaran bakteri ini. Dengan suhu yang tinggi biasanya bakteri akan mati dengan sendirinya, tetapi bakteri ini dikenal dapat bertahan hidup bahkan setelah persiapan.
Sebagian besar susu formula yang terkontaminasi umumnya terjadi setelah produksi. Mengapa? Karena proses pasteurisasi biasanya cukup untuk membunuh bakteri sakazakii Cronobacter. Namun, jika bubuk yang diproduksi menggunakan proses pencampuran kering, dan tidak dipanaskan, bakteri Cronobacter dapat bertahan hidup di susu formula.
Gejala Infeksi Cronobacter
Kendati tidak terjadi kasus pencemaran bakteri ini di Indonesia tak ada salahnya kita mengenali gejala-gejala yang umum terjadi pada bayi yang terpapar bakteri Cronobacter:
* Nafsu makan berkurang
* Mudah marah
* Sakit kuning
* Terdengar seperti "ngorok" saat bernapas
* Suhu tubuh tidak stabil
Infeksi Cronobacter sakazakii juga dapat gilirannya menyebabkan meningitis, suatu peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang. Tanda-tanda meningitis pada bayi baru lahir meliputi:
* Demam tinggi
* Sering menangis
* Mudah kantuk
* Lesu
* Sulit makan
* Ada tonjolan lembut pada bagian atas kepala
* Kekakuan pada tubuh dan leher
* Kejang
Perlu diketahui bahwa sekitar 50 persen bayi yang terpapar Cronobacter sakazakii tidak dapat bertahan dan mereka yang bertahan hidup beresiko menderita gangguan saraf.
Infeksi Cronobacter sakazakii biasanya dapat diobati dengan antibiotik. Namun pada bayi yang masih terlalu kecil atau berusia kurang dari satu bulan pengobatan ini bisa berakibat fatal.
Sumber: Foodborne illness
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.