Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katak Baru Bernyanyi bak Burung

Kompas.com - 20/12/2011, 15:36 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

NGHE AN, KOMPAS.com — Mungkin inilah salah satu spesies baru terunik. Ilmuwan baru saja menemukan spesies baru katak di Pu Hoat Proposed Nature Reserve, Vietnam. Katak itu bisa menghasilkan suara beragam sehingga suaranya lebih mirip nyanyian burung daripada suara katak.

Spesies baru katak yang ditemukan bernama Gracixalus quangi atau katak pohon quangi, hidup di ketinggian 600-1.300 meter di atas permukaan laut. Penemuan spesies hasil kerja sama antara peneliti Australia dan Vietnam ini dipublikasikan di jurnal Zootaxa, bulan ini.

"Katak pohon quangi memiliki repertoar suara yang panjang, dengan kata lain tak cuma mengulangi suara yang sama, tetapi beragam suara. Tak ada suara yang saya rekam yang sama. Masing-masing gabungan dari siulan dan kicauan yang tak teratur," kata Jodi JL Rowley dari Museum Australia.

Kepada Mongabay, Senin (12/12/2011), Rowley mengatakan bahwa katak quangi merupakan katak yang memiliki suara paling beragam. Katak tersebut masuk dalam famili Rhacophoridae yang terdiri dari 300 spesies dan telah mengembangkan kemampuan komunikasi dalam evolusinya.

Suara katak biasanya digunakan untuk menarik perhatian betina. Masing-masing jenis katak memiliki suara yang khas. Namun, sementara kebanyakan katak mengeluarkan satu suara yang sama untuk diulang hingga betina didapatkan, katak quangi memadukan suara untuk melakukan hal yang sama.

Tidak jelas status keterancaman katak jenis baru ini. Namun, diketahui bahwa setidaknya 120 amfibi telah punah dalam 30 tahun terakhir. Sementara itu, 41 persen dari 7.000 jenis amfibi yang ada di dunia masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) akibat perusakan hutan.

Ketidaktahuan status ini akibat tak adanya data pasti tentang spesies tersebut, seperti yang terjadi pada banyak spesies yang ada di Asia Tenggara lainnya. Ketika Pu Hoat Proposed Nature Reserve juga menjadi rumah bagi Macaca assamensis yang terancam punah, maka ekosistemnya mutlak dijaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com