Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Komet Mati Menabrak Matahari Besok Pagi

Kompas.com - 15/12/2011, 10:10 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah komet seukuran Gelora Bung Karno akan menabrak Matahari, Jumat (16/12/2011) pagi besok. Komet tersebut bernama Lovejoy atau dalam astronomi juga dikenal dengan C/2011 W3.

Lovejoy dikatakan menabrak karena melintas di jarak yang sangat dekat dengan Matahari, hanya 131.000 kilometer. Pada jarak tersebut, Lovejoy sebenarnya sudah memasuki atmosfer Matahari.

Apa akibat dari tabrakan tersebut? Akankah kita kehilangan Matahari yang menjadi sumber kehidupan? Tidak juga. Lovejoy terlalu kecil untuk membunuh Matahari. Justru, Lovejoy-lah yang akan mati dalam tabrakan itu.

Bagaimana bisa? Panas Matahari akan melelehkan semua es di komet dan bahan lain yang membeku. Perbedaan paparan sinar Matahari di satu tempat dan yang lain menyebabkan pemuaian tidak seragam. Komet akan retak dan musnah dengan cepat besok.

Situs Space.com dalam publikasinya, Rabu (14/12/2011), menyatakan, tabrakan antara Lovejoy dan Matahari akan terjadi sekitar pukul 07.00, Jumat.

Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan, komet akan lebih aktif ketika memasuki wilayah dekat Matahari. Es dan senyawa beku lain yang terdapat pada komet akan menguap membentuk gas.

Gas yang terbentuk akan mengalir keluar membentuk ekor dan atmosfer komet. Semburan gas akan membawa debu dan tanah liat komet, membentuk atmosfer dan ekor komet.

Saat mendekati Matahari, Lovejoy pun akan mengalami hal yang sama. Ketika di atmosfer, komet memantulkan sinar Matahari, maka di situlah keindahan bisa disaksikan.

"Bahkan, prediksi memperlihatkan komet ini berpotensi menjadi komet paling terang pada 2011, yang kecemerlangannya menyamai Planet Venus di kala senja atau fajar atau lebih," tutur Ma'rufin di akun Facebook-nya.

"Bahkan, tak menutup kemungkinan komet ini bakal seterang bulan purnama sehingga pada puncaknya, komet ini berpotensi menjadi benda langit paling terang relatif yang kedua di tata surya setelah Matahari," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com