Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global Berdampak pada Tanaman Herbal

Kompas.com - 12/12/2011, 11:22 WIB

Kompas.com - Peningkatan suhu bumi atau pemanasan global yang berdampak pada perubahan musim panen ternyata ikut mengancam perusahaan jamu atau obat herbal. Ketersediaan bahan baku jamu yang dulu melimpah semakin menipis.

Hal tersebut diungkapkan Mulyo Rahardjo, managing director PT.Deltomed Laboratories. "Siklus panen yang kacau karena perubahan musim membuat pasokan bahan baku untuk jamu ikut terpengaruh sehingga terjadi fluktuasi harga," paparnya saat menerima kunjungan media ke pabrik Deltomed di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (8/12/11) lalu.

Salah satunya adalah kenaikan harga jahe. "Biasanya jahe kami beli dengan harga Rp 20.000, namun pernah karena musim panen berubah harganya melambung sampai Rp 100.000," paparnya.

Selain harga, menurut Mulyo yang juga mengkhawatirkan adalah ketersediaan bahan baku. Saat ini yang mulai langka adalah tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia) yang berasal dari Kalimantan.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini pasokan tanaman ini terus menurun karena banyak hutan yang dibabat dan diganti kelapa sawit," imbuhnya.

Untuk menyiasati hal tersebut, PT.Deltomed yang juga memproduksi obat herbal merk Antangin atau Obat Batuk Herbal ini, kini giat bekerja sama dengan petani untuk pembibitan dan penanaman herbal.

Salah satunya adalah dengan petani tanaman jambu mede di Wonogiri. "Kami mendorong petani untuk menanam tanaman herbal di antara tanaman jambu mede. Daripada tanah itu menganggur dan tidak bisa ditanami yang lain," paparnya.

Deltomed sendiri kemudian membeli hasil herbal tersebut dalam bentuk kering (simplisia). Beberapa tanaman yang rutin dibeli Deltomed antara lain kunyit, jahe, atau sambiloto. Sayangnya menurut Mulyo untuk tanaman pasak bumi agak sulit untuk ditanam di pulau Jawa.

Sampai saat ini, imbuh Mulyo, Deltomed masih mengandalkan tanaman herbal lokal. "Sekitar 95 persen bahan herbal kami berasal dari tanah air, sisanya impor, terutama untuk ginseng," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com