Rafflesia dan Peninggalan Inggris Potensial Dikembangkan

BENGKULU, KOMPAS.com - Bunga terbesar di dunia, Rafflesia arnoldii, dan bangunan peninggalan pemerintah kolonial Inggris di Provinsi Bengkulu, potensial dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Syaratnya, pemerintah daerah harus mengemas dengan menarik.

Selain itu, perbaikan infrastruktur pendukung juga wajib dilakukan untuk mempermudah akses.

Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bengkulu, Kurnia Lesandri Adnan, Jumat (9/12/2011) di Kota Bengkulu.

Lesandri mengatakan, selama ini Bengkulu belum menjadi tujuan wisata favorit. Padahal, daearah di pesisir barat Sumatera ini memiliki potensi daya tarik khas yang memungkinkan untuk dikembangkan.

"Saya pernah bawa tamu menggunakan kapal pesiar dari beberapa negara. Kapalnya sulit merapat, karena dermaga dangkal. Mereka tidak sampai tujuh jam keliling Kota Bengkulu, karena obyek wisatanya tidak terlalu menarik akibat tidak dikelola dengan baik," tutur Lesandri.

Oleh karena itu, menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah untuk membenahi infrastruktur pendukung wisata seperti perbaikan fasilitas perhubungan seperti dermaga dan bandar udara juga perbaikan jalan.

Selama ini, Bengkulu merupakan habitat Rafflesia arnoldii, bunga terbesar di dunia. Sampai sekarang masih banyak ditemui bunga Rafflesia mekar di hutan-hutan Bengkulu.

Seandainya saja ada jadwal mekar yang jelas, kata Lesandri, pihak perusahaan perjalan wisata bisa mempromosikannya dengan gencar kepada publik.

Adapun peninggalan pemerintah kolonial Inggris di Bengkulu yang menjadi obyek wisata andalan ialah Benteng Marlborough. Jika dikelola, dikemas, dan diproimosikan dengan baik benteng ini bisa menjadi salah sat daya tarik wisata.