Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sampah" Museum Ternyata Dinosaurus Jenis Baru

Kompas.com - 08/12/2011, 09:32 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Ilmuwan menemukan spesies baru dinosaurus dengan menganalisis fosil yang ada di National History Museum, London. Spesies baru dinosaurus itu bernama Spinops sternbergorum, merupakan jenis dinosaurus bertanduk.

Penemuan spesies baru dinosaurus itu unik. Pasalnya, tulang yang dianalisis sempat dinyatakan sebagai "sampah" museum pada tahun 1916, berdiam di museum selama 90 tahun tanpa ada yang menyentuh.

Palaentolog bernama Dr Andrew Farke yang meneliti fosil tersebut. Ia menganalisis beberapa fosil tengkorak di museum dan hasilnya menunjukkan bahwa tulang yang ditelitinya adalah milik spesies Spinops sternbergorum.

"Saya tahu dari awal bahwa fosil-fosil ini tidak biasa. Sangat bangga bisa mempelajari sejarahnya yang sulit," kata Farke, seperti dikutip Daily Mail, Rabu (7/12/2011).

"Di sini kita tidak hanya punya satu, tetapi banyak individu. Jadi kami percaya bahwa fosil ini bukan milik spesies yang telah diketahui sebelumnya," tutur Farke.

Farke menjelaskan, hasil identifikasi harus memacu para ilmuwan untuk berpikir tentang bagaimana mereka menggunakan tanduk sebagai karakteristik kunci untuk menggolongkan dinosaurus.

Salah satu golongan dinosaurus bertanduk adalah Triceratops, jenis dinosaurus herbivora yang punya tanduk besar dan embel-embel di leher. Fosil yang diidentifikasi sendiri juga memiliki kemiripan dengan jenis dinosaurus lain, yakni Styracosaurus dan Centrosaurus.

Michael Ryan dari Museum Cleveland mengatakan bahwa dalam hidup dinosaurus, tanduk tidak hanya digunakan untuk perlindungan diri dari predator, tetapi juga untuk berkelahi dengan pejantan lain ketika berebut betina untuk dikawini.

Paul Barrett, palaentolog dari National History Museum, mengatakan, "Penemuan ini menunjukkan bahwa frekuensi penemuan spesies baru di koleksi dan di laboratorium sama besarnya dengan di lapangan. Ini menunjukkan nilai historis dari koleksi dan bagaimana mereka memungkinkan penemuan baru dilakukan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com