Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Spesies Ikan Karang Ditemukan di Lamalera

Kompas.com - 23/11/2011, 17:18 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wilayah Lamalera di Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai salah satu perairan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Area tersebut sering dikenal sebagai jalur migrasi paus sperma (Physeter macrocephalus). Di sana pula aktivitas berburu paus sperma sering berlangsung.

Ekspedisi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kendari dan Lamalera berhasil mengungkap keunikan Lamalera bukan sekadar jalur migrasi paus sperma. Wilayah ini juga menjadi habitat bagi aneka ragam ikan karang yang khas.

Dua spesies ikan karang, yang persebarannya terbatas, telah ditemukan di wilayah itu. Spesies ikan tersebut adalah Cirriailabrus flavidorsalis dan Cyprinocirrhites polyactis. Ikan ini diketahui hanya menyebar di Indonesia dan Filipina.

"Ini kami temukan di kedalaman 5-7 meter. Jadi termasuk ikan dangkal. Ikan ini tidak ditemukan di semua tempat, hanya di spot tertentu," kata Mohammad Adrim, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/11/2011).

Adrim mengatakan, dua jenis ikan yang ditemukan hanya berukuran sebesar ibu jari hingga jari telunjuk. Ikan ini berwarna selang-seling, paduan warna putih dan coklat kemerahan. Menurut Adrim, ikan tersebut hidup di perairan yang suhunya relatif lebih rendah.

Spesies ikan serupa pernah ditemukan di Bali. Penemuan spesies ikan tersebut di Lamalera adalah kali pertama. Jadi, ini adalah rekor baru untuk spesies tersebut. Menurut Adrim, ikan ditemukan di perairan yang kondisi terumbu karangnya masih bagus.

"Kami juga menemukan bekas bom pada karang-karang. Jumlahnya tidak banyak tetapi ada. Beberapa di antaranya baru. Karang yang dibom kelihatan gundul," ujar Adrim. Ia mengatakan, adanya bekas bom menunjukkan bahwa aktivitas penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan masih berlangsung.

Adrim menjelaskan, penangkapan ikan dengan bom adalah salah satu ancaman bagi kelestarian spesies ikan yang ditemukan. Ancaman lain adalah eksploitasi ikan untuk komoditas ikan hias meski saat ini jumlahnya belum terlalu banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com