Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surga Koral yang Tersisa di Pantura Jawa

Kompas.com - 22/11/2011, 02:57 WIB

Siwi Yunita Cahyaningrum

Keelokan pantai pasir putih adalah beningnya air di pantai utara berpadu dengan terumbu karang dan kehidupan bawah lautnya. Pantai ini menjadi surga bermain untuk keluarga dan petualangan menantang bagi para penyelam.

Seperti namanya, pantai ini berhampar pasir putih keemasan. Keindahannya bisa dilihat di sisi utara sepanjang jalur pantura Situbondo-Banyuwangi, tepatnya di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, di Jawa Timur.

Saat pagi, bibir pantai mencapai titik terdekat di darat, berbatasan dengan jalan. Saat menjelang senja, air surut menampakkan pasir dan karang-karang kecil yang seharian terendam laut. Perahu-perahu layar yang awalnya mengambang, seolah kandas di pasir pantai.

Pasir putih biasanya menjadi favorit keluarga untuk menghabiskan liburan atau akhir pekan. Tempat penginapan dan hotel yang berjajar di sepanjang pantai biasanya tak menyisakan kamar kosong.

Di pantai ini, para orangtua membawa anak-anak balita mereka bermain ombak yang beriak kecil. Seperti akhir September lalu saat Casey (5) mencoba mengenal gelombang di kakinya yang mungil. ”Ombaknya kecil, dan pantainya landai, anak-anak suka bermain di sini, kami pun tak khawatir,” kata Langgeng, ayah Casey.

Membuat istana pasir, atau berkano adalah kegiatan lain pelancong di sepanjang pantai itu. Pengunjung menikmati sensasi mengambang di tepi pantai dengan pelampung atau ban yang biasanya disewakan para pedagang di tepi pantai.

Perahu layar adalah keunikan khas lain dari pantai pasir putih. Dengan layar yang lebar, perahu ini bisa membawa pelancong ke tengah laut dengan tenaga angin. Kemahiran pengemudi perahu mengendalikan angin membuat perahu layar ini akan bergerak sesuai tujuan atau sekadar berhenti di titik tertentu tempat gugusan koral berada.

Pengemudi perahu seperti Syaiful biasanya akan mengajak pelancong melihat gugusan koral berwarna-warni di berbagai lokasi. Sebuah kotak kaca berukuran 30 x 30 sentimeter menjadi ”jendela” antara perahu dengan koral di dasar laut.

”Seperti melihat di akuarium, gugusan koral terhampar di dasar. Beningnya laut membuat kedalaman 10 meter terlihat hanya dua meter,” kata Wahyu, pelancong yang asyik melihat koral sepanjang pantai.

Saat berpindah lokasi, layar pun diputar mengikuti arah angin menuju titik gugusan koral lain. Bila beruntung, sekawanan ikan akan terlihat berenang menelusuri koral berukuran sentimeter hingga meter itu.

Keindahan bawah laut

Keindahan bawah laut menjadi magnet tersendiri bagi para penyelam. Berbeda dengan kebanyakan pantai utara lain di Jawa, pasir putih memiliki gugusan karang laut, binatang laut yang indah, arus yang tenang, dan air yang jernih. Perpaduan sempurna untuk menjelajah dunia bawah air.

Harno, penyelam yang juga menjadi instruktur selam dari Slolop Dive Center, mengatakan, pasir putih menjadi satu dari tiga tempat tersisa yang masih layak diselami di Jawa. Di pantai ini gugusan terumbu karang memanjang hingga 4 kilometer lebih.

Ada lima gugusan terumbu karang yang bisa dijelajahi. Tiga gugusan berada tak jauh dari darat, yakni Watu Lawang, Teluk Pelita, dan Karang Mayit. Ketiganya berada di tempat yang berdekatan dengan kedalaman yang bervariasi antara 3-15 meter. Di sini, spons atau hewan berpori dan bintang laut yang tak terlihat dari atas akan menjadi pemandangan utama selain koral berwana-warni.

Jika ingin pemandangan yang lebih spektakuler, Harno menyarankan mengunjungi gugusan Kembangsambi dan Takat Palapa. Keduanya berada agak jauh di tengah laut dan biasanya dijangkau dengan perahu motor selama dua jam.

”Meski jauh, namun pemandangan bawah laut sama sekali tidak mengecewakan, binatang laut seperti siput laut atau nudibranch chromodoris annae, mudah sekali ditemui, hamparan terumbu karang pun luas,” kata Harno.

Di sela-sela terumbu karang itulah siput laut dengan warna kuning, biru, merah, dan hitam yang ngejreng ditemukan. Sesekali akan terlihat gerombolan ikan bergaris putih merah dengan warna biru melintas di gugusan terumbu karang. Jika beruntung, penyu sisik yang merupakan hewan dilindungi juga akan terlihat di dasar lautan.

Tak perlu menjadi penyelam andal untuk menjelajahi keindahan bawah laut pasir putih. Pelancong pun aman untuk masuk ke dunia air pantai ini dengan cara tandem bersama pemandu selam. Foresta, klub selam di Pasir putih akan membantu meminjamkan peralatan selam, perahu, hingga menyediakan pemandu. Untuk seharian menelusuri gugusan karang, penyelam perlu merogoh kocek Rp 400.000-500.000. Jika hanya butuh menyewa peralatan selam, biayanya lebih murah lagi, sekitar Rp 150.000. Belajar menyelam hingga mendapatkan sertifikat pun bisa dilakukan di pasir putih. Butuh dua pekan untuk menyelesaikan kursus dengan biaya sekitar Rp 2,7 juta.

Tidak hanya para pelancong saja yang kerap mengunjungi dunia air pasir putih, peneliti dan pencinta lingkungan juga rutin datang meneliti atau menanam terumbu karang. Setiap saat mereka memasang terumbu karang buatan untuk menggantikan yang sudah rusak karena alam atau ulah manusia. Mereka juga menyingkirkan bintang laut bermahkota duri yang menjadi predator utama terumbu karang hidup. Dengan cara itu, pasir putih diharapkan tetap menjadi surga koral di pantura Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com