Nusa Dua, Kompas -
”Butuh temuan teknologi yang relevan untuk mengurangi bahan perusak ozon, sekaligus mengurangi pemanasan global,” kata Sekretaris Eksekutif pada Sekretariat Ozon Program Lingkungan PBB (UNEP) Marco Gonzales, Senin (21/11), pada konferensi pers, seusai pembukaan Pertemuan Para Pihak (COP/MOP) Konvensi Wina ke-9 dan Protokol Montreal ke-23 di Nusa Dua, Bali.
Berdasarkan komitmen Protokol Montreal pada tahun 2007, hidrofluorokarbon (HFC) digunakan sebagai pengganti hidroklorofluorokarbon (HCFC) sebagai bahan industri yang merusak ozon dan menimbulkan pemanasan global 2.000 kali lipat daya karbon dioksida.
Beberapa industri menggunakan HCFC ataupun HFC sebagai pendingin kendaraan, pendingin ruangan, industri
Dampak kerusakan lapisan ozon menyebabkan filtrasi sinar ultraviolet dari matahari berkurang sehingga mengganggu kesehatan manusia. Selain itu, meningkatkan kematian plankton di perairan dan mengurangi drastis sumber pakan ikan yang berimbas pada menurunnya sumber protein manusia.
”Kerusakan lapisan ozon harus diatasi,” kata Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, yang membuka konferensi yang dihadiri perwakilan 196 negara peratifikasi Konvensi Wina dan Protokol Montreal tersebut.
Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim KLH Arief Yuwono mengatakan, Indonesia sudah menyusun langkah meninggalkan HCFC untuk mencapai target penghentian pada tahun 2013 untuk digantikan HFC.