Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Tindaklanjuti Temuan Bulus di Ciliwung

Kompas.com - 16/11/2011, 12:42 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan bulus raksasa (Chitra chitra javanensis) di Sungai Ciliwung Senin (14/11/2011) sempat menggegerkan warga sekitar. Bulus itu berukuran 140 x 90 cm dengan berat 140 kg.

Bulus tersebut diketahui merupakan satwa dilindungi berdasarkan PP7/1999 dan masuk dalam kategori "Terancam Punah" dalam Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Seperti diberitakan sebelumnya, bulus tersebut sempat akan dipotong. Namun, salah seorang warga bernama Haji Bombay membelinya dengan harga Rp 300.000 dan kini menaruhnya di lahan kosong miliknya.

Menindaklanjuti penemuan bulus raksasa yang terancam punah itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta hari ini mengerahkan tim untuk mengambil bulus raksasa itu.

"Hari ini kita kerahkan 3 staf dulu untuk ke sana untuk melakukan langkah persuasif dulu untuk mengambil bulus raksasa itu. Jika tidak bisa nanti ya terpaksa akan kita upayakan langkah hukum," kata Ahmad Saerozi, Kepala BKSDA DKI Jakarta saat dihubungi Kompas.com Rabu (16/11/2011).

Ahmad mengatakan bahwa jika berhasil diambil, bulus raksasa tersebut akan direlokasi ke tempat yang memungkinkan bagi spesies itu untuk berkembang.

"Nanti akan kita taruh di Taman Nasional Kepulauan Seribu," cetus Ahmad.

Selain mengambil, tim Ahmad juga akan menyelidiki kebenaran penemuan bulus raksasa itu, apakah benar merupakan temuan atau sebenarnya bulus raksasa itu pernah dipelihara dalam jangka waktu lama dan baru dilepaskan ke sungai Senin kemarin.

"Ini agar tahu apakah Ciliwung itu memang habitat bulus itu. Sebab kalau memang habitatnya, kenapa cuma satu," ungkap Ahmad.

Pakar herpetologi LIPI, Mumpuni, mengatakan bahwa Ciliwung merupakan salah satu habitat Chitra chitra javanensis. Satwa tersebut pernah ditemukan di wilayah Radio Dalam dan Tanjung Priuk pada tahun 1980an lalu. Selain itu, pernah juga ditemukan di Bengawan Solo wilayah Bojonegoro dan di Situbondo.

Jika memang Ciliwung merupakan habitat bulus yang terancam punah itu, tentu langkah pekerjaan rumah untuk menyelesaikan masalah lingkungan Ciliwung bertambah. Ciliwung harus mendapat perhatian seperti halnya wilayah konservasi "seksi" lainnya seperti Raja Ampat, Wakatobi dan Papua. Tantangan penyelamatan bulus raksasa itu justru lebih besar karena berada di kawasan urban.

Dilaporkan bahwa 92 persen ikan, 66,7 persen udang dan kepiting serta 66,7 persen mollusca dari Ciliwung telah punah. Jangan sampai bulus raksasa langka tersebut juga ikut punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com