Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,5 Juta Balita Meninggal Karena Pneumonia

Kompas.com - 12/11/2011, 20:00 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pneumonia merupakan penyebab kematian 1,5 juta anak usia di bawah lima tahun (balita) di dunia setiap tahun. Oleh karena itu, penatalaksanaan pneumonia perlu terus dibenahi untuk mempercepat penanganan pasien.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan hal itu, Sabtu (12/11/2011), di Jakarta, dalam peringatan Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh pada tanggal 12 November.

Menurut Tjandra, di dunia pneumonia merupakan penyebab kematian 1,5 juta anak balita setiap tahunnya. "Setiap 20 detik, ada 1 balita yang meninggal di dunia karena pneumonia," ujarnya.

Sekitar 20 persen kematian pada balita di dunia disebabkan pneumonia, lebih banyak dari gabungan angka kematian akibat AIDS, malaria, dan campak digabungkan.

Program penanggulangan pneumonia di dunia sejauh ini telah menurunkan 35 persen kematian anak, karena itu harus diteruskan. Setiap tahun di dunia ada 11 juta sampai 20 juta anak di dunia di rawat di rumah sakit karena pneumonia.   

Sementara itu, beberapa data Indonesia tentang pneumonia antara lain, pneumonia adalah penyebab kematian 13,2 persen anak balita di Indonesia. Pneumonia juga adalah penyebab kematian 12,7 persen anak di Indonesia. Selain itu, 87,9 persen dari kasus flu burung di Indonesia menderita pneumonia. 

Untuk menanggulangi pneumonia di Indonesia, lanjut Tjandra Yoga, advokasi dan sosialisasi mengenai penyakit ini akan terus ditingkatkan. Hal ini disertai pembenahan surveilans dan tata laksana pneumonia.

Masalah yang akan terus dibenahi adalah manajemen logistik, peningkatan sumber daya manusia di bidang kesehatan, pencatatan dan pelaporan, serta kemitraan dan jejaring untuk menanggulangi penyebaran pneumonia, khususnya pada balita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com